Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Inspirasi Ramadhan 2022 Hamdan Juhannis

Indra Keberagamaan 16: Masyarakat Mata Juling di Tengah Masyarakat Tanpa Uang Chas

Ada kekhawatiran mereka bahwa manusia sekarang akan mengalami evolusi balik untuk kembali membungkuk dan tidak lagi tegak karena gadget

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Prof Hamdan Juhannis, Rektor UIN Alauddin 

Indra Keberagamaan (16)
Oleh: Hamdan Juhannis
Rektor UIN Alauddin Makassar

TRIBUN-TIMUR.COM - "Makin maju sebuah peradaban, makin imajinatif uang mereka." Demikian respon Prof Ardy Arsyad, teman dari Unhas. 

Teman lain menyebut adanya revolusi masyarakat yang disebut: " cashless society ", masyarakat tanpa uang cash.

"Anak-anak sekarang tidak lagi meminta uang jajan, tapi: gopay, OVO, dana, dan lain-lain." Demikian seloroh teman lainnya.

Jadi, uang tidak lagi selalu berbentuk kertas. Maaf, saya tidak berbicara tentang mata uang kripto. Belum paham saya.

Bahkan seorang dosen senior, Hadi Daeng Mappunna, menunjuk bahwa istilah orang berduit dengan analogi "dompet tebal" tidak lagi relevan, karena makin kaya seseorang itu makin tipis dompetnya, hanya diisi oleh kartu-kartu dan transaksinya semua dari Hp.

Menurut PakHadi Daeng Mappunna, transaksi keuangan dan sosial lainnya semua sudah bisa selesai di ujung jari.

Bahkan sumbangan apapun sudah bisa dilakukan dengan moda digital, termasuk pembayaran zakat.

Pak Hadi Daeng Mappunna bahkan melihat bahwa tidak ada pilihan lain kecuali belajar untuk masuk dalam arus transaksi digital kalau tidak ingin kesulitan.

Katanya, jangan sampai suatu saat nanti pergi ke toko sebelah untuk memberi barang kecil seperti sabun dan mi instan tapi tertolak karena penjualnya tidak lagi menerima uang cash.

Tapi ada hal yang mempesona, yang menurutku menjadi poin diskusi orang terdidik ini yang sering mendebat persoalan mereka sendiri.

Konon kata teman-teman terdidik ini, homo sapiens adalah manusia purba yang berjuang berdiri tegak karena urat saraf tangannya terlalu sensitif untuk menopang tubuh mereka akibat terlalu sering dipakai membuat perkakas.

Jadi ketika mereka memaksa berdiri tegak adalah evolusi hebat karena begitu berat dan besarnya otak kepala mereka yang harus ditopang.

Saya-pun mencoba menerka arah diskusi teman-teman ini yang menurutku layak disebut sebagai kontradiksi.

Ada kekhawatiran mereka bahwa manusia sekarang akan mengalami evolusi balik untuk kembali membungkuk dan tidak lagi tegak karena generasi sekarang menghabiskan hampir semua waktunya untuk menunduk pada layar gadget mereka termasuk ketika mereka bertransaksi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved