Mengenal Tsamara Amany Kader PSI Nyatakan Keluar Partai Setelah 5 Tahun, Ternyata Punya Misi Lain
Ia meninggalkan PSI yang membesarkan namanya. Tsamara Amany mundur setelah lima tahun mengabdi.
TRIBUN-TIMUR.COM - Mengenal Tsamara Amany sosok wanita yang menyatakan mundur dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Padahal Tsamara Amany memegang jabatan penting di partai 'artis' tersebut.
Tsamara Amany mundur sebagai kader dan Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Senin (18/4/2022).
Pengunduran dirinya pun disampaikan lewat video di kanal YouTube-nya, Tsamara Amany.
Ia meninggalkan PSI yang membesarkan namanya. Tsamara Amany mundur setelah lima tahun mengabdi.
"Saya Tsamara Amany, hari ini saya ingin membuat pengumuman yang berkaitan dengan posisi saya sebagai pengurus dan kader PSI."
Selama 5 tahun mengabdi di PSI sebagai Ketua DPP, per hari ini, 18 April 2022, saya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pengruus dan kader PSI," katanya sebagaimana dikutip Tribunnews.com, Senin.
Tsmara menyatakan keputusannya mundur dari pengurus dan anggota PSI didasari atas pertimbangan pribadi.

Ia mengaku ingin mendapatkan perjalanan baru di luar parpol.
"Untuk saat ini saya ingin fokus mengabdi untuk Indonesia melalui cara-cara lainnya."
"Salah satunya dengan fokus menyuarakan isu perempuan dan mengabdi untuk kepentingan perempuan," ujarnya.
Profil Tsamara Amany
Mengutip TribunnewsWiki.com, Tsamara Amany adalah seorang politikus muda yang lahir pada 24 Juni 1996.
Sebelum mengundurkan diri dari PSI, Tsamara menjabat sebagai Ketua DPP.
Menurut akun LinkedIn-nya, Tsamara lulus dari sekolah menengah di New Zealand Indonesia International pada 2014.
Setelahnya, ia menempuh S1 Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina Jakarta.
Kemudian, Tsamara menempuh S2 di New York University sejak Januari 2021
Sebelum terjun ke dunia politik, ia pernah menjadi karyawan magang di PT Royston Advisory Indonesia selama dua bulan.
Ia juga pernah magang di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama empat bulan, terhitung sejak Januari hingga April 2018.
Setelahnya, ia bekerja di PT Royston Advisory Indonesia sebagai Copywriter selama satu tahun.
Tsamara merupakan pendiri Perempuan Politik, organisasi yang bertujuan untuk mendidik perempuan, meningkatkan keterwakilan dan partisipasi mereka dalam politik Indonesia.
Namun, pada April 2018, ia meninggalkan Perempian Politik dan fokus sebagai kader PSI.
Kecintaan Tsamara pada dunia politik sudah mulai terlihat sejak ia masih duduk di bangku sekolah menengah.
Pada 2014, ia pernah menulis tentang sosok Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menjadi idolanya.
Tsamara juga bergabung di Komunitas Pendukung Ahok (Kompak) dan menjadi saksi mewakili Kompak dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK) tentang syarat persentase maju jalur independen dalam Pilkada.
Tak hanya itu, saat Pilkada DKI Jakarta beberapa tahun lalu, Tsamara memberikan dukungannya kepada Ahok.
Ia mengaku mempunyai ikatan emosional dengan Ahok karena Tsamara pernah magang di balai kota beberapa bulan.
Karena tulisan-tulisannya, Tsamara dan sejumlah blogger lainnya pernah diundang Jokowi ke Istana Negara pada 2015.
Sosok Tsamara Amany mulai dikenal saat menunjukkan keberaniannya mendebat Fahri Hamzah yang kala itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI.
Ia termasuk vokal dalam menyuarakan pendapatnya terkait dunia politik.
Pada 2018 silam, ia pernah menyindir politik dinasti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Istimewa)
"Saya tak tau bagaimana seseorang yang diwarisi sebuah dinasti politik bisa mengklaim diri sebagai perwakilan anak muda.
Mewakili anak muda bukan sekadar soal usia.
Tapi juga soal kerja keras & kompetensi. Kita semua para politisi muda harus berupaya membuktikan itu," cuitnya di Twitter, dikutip TribunWow.com.
Sindiran Tsamara tersebut mendapat tanggapan dari Andi Arief dan Ferdinand Hutahaean.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Daryono, TribunnewsWiki.com/Sekar Dwi, TribunWow.com/Lailatun Niqmah)