Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

ASN Dishub Ditembak

Dukun Santet Tak Mempan, Kasatpol PP 'Kongkalikong' Teroris & Oknum Polisi Bunuh ASN Dishub Makassar

Seperti yang diketahui sebelumnya, Najamuddin Sewang tewas usai peluru menancap di punggungnya, beberapa waktu lalu pelakunya Iqbal Asnan

Editor: Alfian
Kolase Tribun Timur
Kasatpol PP Makassar Iqbal Asnan (kanan) diduga menjadi dalang pembunuhan pegawai Dishub Najamuddin Sewang (kiri) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Satu per satu fakta kasus pembunuhan ASN Dishub Makassar, Najamuddin Sewang terungkap.

Pihak Polrestabes Makassar yang menangani kasus Najamuddin Sewang ini tak hanya sampai pada pengungkapan tokoh utama dibalik pembunuhan tersebut.

Seperti yang diketahui sebelumnya, Najamuddin Sewang tewas usai peluru menancap di punggungnya, beberapa waktu lalu.

Pelaku utamanya yang juga sebagai otak dari pembunuhan Najamuddin Sewang yakni Kasatpol PP Makassar Iqbal Asnan.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budi Haryanto, yang memimpin langsung pengungkapan kasus merinci secara detail motif hingga modus pembunuhan ASN Dishub Makassar itu.

Baca juga: Direncanakan Sejak 2020 Iqbal Asnan Sewa Polisi Jadi Eksekutor, Senjata Dibeli dari Jaringan Teroris

Baca juga: Penyebab Iqbal Asnan Marah, Pegawai Dishub Sering Lihat Najamuddin Sewang Naik Mobil RCH

Yang paling mengagetkan, Iqbal Asnan yang baru beberapa bulan menjabat Kasatpol PP Makassar memakai berbagai cara untuk menghabisi nyawa Najamuddin Sewang.

Pertama yakni menggunakan prantara dukun santet, namun Iqbal Asnan tak berhasil.

Lalu kemudian memanfaatkan jaringan terorisme untuk mendapatkan senjata api dan meminta bantu oknum Personel polisi sebagai eksekutor.

Semua dilakukan Iqbal Asnan atas dasar rasa cemburu atau persoalan asmara yang melibatkannya, Najamuddin Sewang dan perempuan berinisial RCH.

Pakai Dukun Santet

Dendam kesumat Kasatpol PP Kota Makassar, M Iqbal Asnan terhadap pegawai Dishub Najamuddin Sewang, sungguh tidak terbendung.

Rencana pembunuhan Najamuddin yang diotaki Iqbal Asnan, rupanya sudah berlangsung sejak 2020 lalu.

Sebelum, menggunakan 'jasa' oknum polisi berinisial SL untuk menghabisi nyawa Najamuddin, Iqbal rupanya sudah mencoba cara lain.

Yaitu dengan mendatangi dukun untuk menghabisi nyawa Najamuddin dengan cara di luar nalar atau santet.

"Setelah dikonstruksi, perkara ini ternyata sudah direncanakan sejak 2020. Jadi rencana pembunuhan ini direncanakan sejak 2020," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto, saat merilis kasus itu di kantornya, Senin (18/4/2022) siang.

Langkah awal yang dilakukan Iqba Asnan lanjut, dia dengan menyuruh orang untuk melempar sesuatu di depan rumah Najamuddin.

Namun, benda yang diperoleh dari dukung itu kata dia, tidak mempan untuk membuat Najamuddin meninggal dunia.

"Otak pelaku ini (Iqbal Asnan) menyuruh orang melempar sesuatu dari dukun di depan rumah korban, namun tidak mempan," ungkapnya.

Oknum Polisi

Upaya yang gagal itu, pun membuat Iqbal kian dendam dan bertemu dengan oknum polisi berinisial SL.

Keduanya yang merupakan kenalan satu daerah pun menyepakati pembunuhan Najamuddin.

SL yang terlatih menembak di satuannya Korps Bhayangkara pun bersedia menjadi eksekutor.

Oknum polisi berinisial SL ditetapkan tersangka setelah menjadi eksekutor penembakan pegawai Dinas Perhubungan Kota Makassar, Najamuddin Sewang.

SL ditangkap setelah terbukti menjadi eksekutor penembakan terhadap Najamuddin di Jl Danau Tanjung Bunga, 3 April Lalu.

"Untuk tersangka ekskutor, kita akan sampaikan merupakan anggota kita, oknum anggota Polri," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto saat merilis kasus itu, di kantornya, Senin (18/4/2022) siang.

"Tapi kita perintah pimpinan tidak ada tutup tutupi, kita akan proses akan mendapat proses berat," tegasnya.

Yang mencengangkan, senjata jenis revolver yang digunakan diperoleh dari jual beli online.

Selain itu, senjata itu juga diperoleh dari penjual yang merupakan jaringan teroris.

"Jadi bahwa pemilik senjata ini beli online. Pemilik senjata ini tak tahu jaringan teroris dan setelah kami telusuri, ternyata jaringan teroris," tuturnya.

Selain sepucuk senjata, juga disita puluhan amunisi aktif dan proyektil peluru yang menembus punggung Najamuddin Sewang.

Begitu juga uang sekantong dengan nominal Rp 85 juta yang ditemukan di lokasi.

Namun, Kombes Pol Budhi Haryanto menyebut bahwa uang itu bukanlah upah, melainkan hanya ucapan terima kasih.

SL nekat menjadi eksekutor kata dia karena ikut merasa sakit hati atas apa yang dirasakan Iqbal Asnan.

"Eksekutor ini satu daerah dengan otak pelaku. Dia merasa ikut sakit hati juga sehingga mau lakukan itu, uang itu untuk ucapan terima kasih," tuturnya.

5 Tersangka

Atas penangkapan SL, jumlah tersangka pembunuhan berencana itu pun menjadi lima orang.

Iqbal Asnan sebagai otak pelaku, SL sebagai eksekutor dan A, S serta AKM ikut terlibat.

Dalam press release itu juga dihadirkan barang bukti Ada dua motor yang dihadirkan.

Yaitu motor Mio hitam berplat nomor DD 4412 DY yang dikendarai Najamuddin Sewang.

Dan motor matik Beat berpla DD 5951 KD yang dikendarai pelaku atau eksekutor.

Selain itu juga dihadirkan barang pistol jenis revolver yang digunakan menghabisi nyawa Najamuddin.

Juga puluhan selongsong atau amunisi yang diamankan polisi.

Selain itu terdapat sejumlah personel Provost di lokasim

Sebelumnya diberitakan, Kasat Pol PP Kota Makassar M Iqbal Asnan, menjadi otak pembunuhan pegawai Dishub, Najamuddin Sewang.

Perannya dibeberkan Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto saat merilis kasus itu di kantornya Jl Ahmad Yani, Sabtu (16/4/2022) malam.

Iqbal Asnan disebutkan merupakan otak dari pembunuhan berencana pada 3 April lalu itu.

Sementara tiga pria lainnya berinisial AKM, A dan S disebut berperan sebagai eksekutor, pemantau atau penggambar di lokasi.

"Ada otak pelaku, ada yang merencanakan terus sampai dengan eksekutor. Sementara otak pelaku adalah pejabat Kota Makassar (M Iqbal Asnan)," kata Budhi Haryanto.

Motif asmara pun disebut mendalangi pembunuhan Pegawai Dishub Makassar, Najamuddin Sewang.

Menurutnya, Iqbal Asnan dan almarhum Najamuddin Sewang terlibat cinta segitiga dengan seorang perempuan.

"Untuk motif dari para pelaku ini adalah cinta segitiga maupun motif pribadi," kata Kombes Pol Budhi Haryanto.

Atas dasar itu, ia pun memastikan kasus penembakan itu bukanlah aksi teror.

"Jadi saya ulangi tidak ada teror di Kota Makassar ini, tapi ini adalah motif atau masalah pribadi," jelasnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved