Cekcok Batas Tanah, Bapak dan Dua Anaknya Tega Bunuh Warga Majauleng Wajo
Motif kasus pembunuhan di tempat pemancingan ikan di Desa Watanrumpia, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo, terungkap.
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Sudirman
TRIBUNWAJO.COM, MAJAULENG - Motif kasus pembunuhan di tempat pemancingan ikan di Desa Watanrumpia, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo, terungkap.
Kapolres Wajo, AKBP Muhammad Islam Amrullah mengatakan, pembunuhan didalangi oleh 3 orang itu dipicu gara-gara batas tanah.
"Persoalan itu berawal karena persoalan batas tanah. Pelaku melakukan penganiyaan terhadap korban menggunakan parang," katanya, kepada Tribun Timur, Jumat (15/4/2022).
Baca juga: Kronologi Petani Wajo Kena Tipu Warga Sidrap saat Jual Hand Traktor
Baca juga: Bapak & 2 Anaknya Diduga Jadi Dalang Pembunuhan di Wajo, Ada 3 Luka Sabetan Parang di Tubuh Korban
Salah satu pelaku, yakni Kamaruddin (23) telah ditangkap aparat kepolisian.
Sementara dua pelaku lainnya yakni Kale (67) dan Jaya Arianto (21) masih dalam pengejaran polisi.
Mantan Wakapolres Minahasa Selatan itu menyebutkan, dua pelaku lainnya berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO).
"Dua pelaku masih dalam pengejaran dan telah ditetapkan sebagai DPO. Kami meminta agar pelaku segera menyerahkan diri karena kami akan mengejar di mana pun berada," katanya.
Islam menyebutkan, ketiga pelaku adalah bapak dan dua anaknya.
Selain mengamankan salah satu pelaku, polisi juga telah mengamankan barang bukti berupa sebilah parang dan pakaian berlumuran darah yang digunakan korban.
Aksi penganiayaan berujung kematian itu terjadi pada Rabu (13/4/2022) lalu.
Korbannya yakni seorang petani bernama Nirwan (54).
Nirwan dibunuh di lokasi pemancingan ikan miliknya di Dusun Lawakkasi.
Nirwan diketahui telah dibunuh setelah ditemukan mengapung di kolam ikan tempat pemancingannya.
Setelah dilakukan visum at repertum, ditemukan sejumlah luka sayatan di tubuh korban.
Korban meninggal dunia dengan 3 luka sabetan parang di jidat dan 2 luka di punggung belakang bawah.
Ada juga luka sayatan di lengan kiri dan kanan, di leher belakang dan jempol tangan kiri terpotong.
Laporan jurnalis Tribun Timur, Hardiansyah Abdi Gunawan