Mitra Sejak Lama, Menko Airlangga Sambut Baik Dukungan Tiongkok dalam Presidensi G20

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik dukungan Tiongkok dalam penyelenggaraan Presidensi G20.

Dukungan Tiongkok ini dikemukakan langsung Duta besar Republik Rakyat Tiongkok Lu Kang saat bertemu dengan Menko Airlangga, Selasa (12/4/2022). 

Menko Airlangga mengaku Indonesia mengharapkan dukungan Tiongkok dalam penyelenggaraan Presidensi G20 tahun ini.

Baca juga: Indonesia Lebih Baik dari Singapura Dalam Ekonomi Digital, Airlangga: Tertinggi di Asia Tenggara

Baca juga: KTT G20 di Bali Terancam Ditunda Gegara Putin Diundang, Indonesia Disebut Malu Jika Hal Ini Terjadi

Terlebih, saat ini, tensi geopolitik sedang meningkat akibat konflik Rusia-Ukraina. 

Indonesia akan mengangkat sejumlah isu penting dalam Presidensi G20 nanti. Termasuk pengaruh dan dampak terhadap ekonomi dunia akibat konflik Rusia-Ukraina.

Misalnya terkait energi, komoditas pangan, dan inflasi. Selain itu, juga ketahanan kesehatan global menghadapi pandemi. 

Airlangga mengatakan Indonesia sudah mengundang seluruh negara G20 untuk hadir.

"Indonesia berharap Presiden RRT juga dapat hadir pada penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia,” ujar Menko Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun-Timur.com, Rabu (13/4/2022.

Airlangga menambahkan, hubungan Indonesia dengan Tiongkok sudah terjalin erat sejak lama.

Hubungan keduanya menciptakan kerja sama di berbagai bidang. 

Dalam perdagangan, Tiongkok menjadi salah satu mitra Indonesia. Saat ini, nilai perdagangan Indonesia-Tiongkok mencapai 100 miliar dolar AS.

Investasi Tiongkok juga terus meningkat dan termasuk dalam lima besar negara investor bagi Indonesia.

Salah satu investasi RRT yakni terkait hilirisasi industri dan pembukaan politeknik industri.

Investasi ini memiliki dampak pada peningkatan kapasitas pendidikan. Hal ini membuka peluang bagi ekspor Indonesia untuk dapat beralih dari bahan baku menjadi produk olahan.

Menko Airlangga juga memberikan contoh investasi Tiongkok yang ramah lingkungan yakni pembangunan industri dan kemitraan dengan Tiongkok di Bintan untuk pengolahan bauksit.