Luhut Binsar Pandjaitan
Inilah Perdebatan Mahasiswa UI dengan Luhut Binsar Pandjaitan Soal Big Data
Luhut hadir di UI untuk mengisi kuliah umum tentang penanganan Covid-19 dan pemulihan perekonomian negara
TRIBUN-TIMUR.COM - Baru-baru ini, beredar di media sosial video perdebatan antara mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dengan Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut hadir di UI untuk mengisi kuliah umum tentang penanganan Covid-19 dan pemulihan perekonomian negara. Di sela-sela acara itu, Luhut menemui mahasiswa yang berada di luar gedung.
Pada kesempatan tersebut, mahasiswa meminta ketegasan Luhut untuk menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Luhut mengatakan dirinya tak pernah minta masa jabatan presiden menjadi 3 periode.
"Saya tidak pernah mengatakan presiden 3 periode. Yang pernah saya katakan, banyak di bawah itu minta pemilu ditunda. Kamu ngomong gini salah? Nggak kan," kata Luhut kepada mahasiswa UI, Selasa (12/4/2022).
Mahasiswa lalu meminta bukti kepada Luhut, termasuk membuka big data yang menyatakan masyarakat menginginkan pemilu ditunda.
Luhut mengatakan dirinya punya hak untuk tidak membagikan big data yang diucapkannya tersebut. Dia meminta mahasiswa untuk belajar berdemokrasi.
Mahasiswa terus mendesak Luhut membuka dan mempertanggungjawabkan big data yang pernah diucapkannya. Luhut mengatakan mahasiswa tak punya hak mendesak dirinya membuka big data tersebut.
"Dengerin kamu, Anak Muda, kamu nggak berhak juga nuntut saya, karena saya juga punya hak untuk memberi tahu," ucap Luhut.
Berikut perdebatan Luhut dengan mahasiswa di Kampus UI:
Mahasiswa: Terkait wacana penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden, harus terus untuk ditegaskan oleh Pemerintah menolak wacana tersebut. Kita baca di media bahwa Bapak Luhut Binsar Pandjaitan menyuruh ketua partai untuk mewacanakan penundaan pemilu. Kita minta Bapak klarifikasi dan kita minta Bapak buka big data, apakah Bapak berani, Pak. Silakan, Pak!
Luhut: Siapa yang bilang saya minta presiden 3 periode
Mahasiswa: Kita baca di media, Pak!
Luhut: Dengerin ya, jangan marah-marah. Saya tidak pernah mengatakan presiden 3
Mahasiswa: Berarti Bapak menolak wacana penundaan pemilu, Pak?
Luhut: Saya tidak pernah mengatakan presiden 3 periode. Yang pernah saya katakan, banyak di bawah itu minta pemilu ditunda. Kamu ngomong gini salah? Nggak kan.
Mahasiswa: Ada buktinya nggak, Pak? Ada datanya nggak? Buka big data! Atau Bapak yang minta?
Luhut: Dengerin, kan saya punya hak juga untuk tidak men-share sama kalian, tidak ada masalah kenapa harus ribut, kamu harus belajar berdemokrasi ke depan, bahwa kamu dengan istrimu, pacarmu saja bisa beda pendapat, tidak perlu emosional.
Mahasiswa: Tapi Bapak pejabat publik, Pak?
Luhut: Saya punya anak juga mahasiswa, jadi kalian jangan emosional. Kalian dengerin juga, jadi saya mau bilang, kita itu beda pendapat silakan. Nanti dengan istrimu beda pendapat tidak harus berantem.
Mahasiswa: Kita sepakat mungkin kita berbeda pendapat dalam demokrasi, tapi Bapak pejabat publik, perlu mempertanggungjawabkan big data ke kita semua
Luhut: Apa hak kewajiban saya mempertanggungjawabkan saya punya data
Mahasiswa: Seakan-akan pejabat publik mengizinkan 3 periode, penundaan pemilu
Luhut: Kamu berasumsi, tidak boleh. Sudah dijawab sama Presiden, Presiden sudah bilang pemilu tetap 14 Februari 2024.
Mahasiswa: Jadi apakah benar ada big data? Atau penundaan pemilu atas keinginan siapa?
Luhut: Saya bilang saya yang ngomong, nggak ada yang lain. Saya hanya sampaikan ada data begini.
Mahasiswa: Kita minta dibuka!
Luhut: Kalau sepakat saya nggak sepakat boleh kan? Kita boleh beda pendapat nggak?
Mahasiswa: Nah itu tujuan kita, Bapak harus buka data
Luhut: Dengerin kamu, Anak Muda, kamu nggak berhak juga nuntut saya, karena saya juga punya hak untuk memberitahu.
Mahasiswa: Otoriter nih?
Luhut: Kalau otoriter saya nggak samperin kamu.(*)