Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perang Rusia Vs Ukraina

Inggris Tak Main-main, Paksa Putin Lakukan Ini Jika Terbukti Pakai Senjata Kimia di Mariupol Ukraina

Pasukan Rusia disebut menjatuhkan zat beracun di Mariupol menggunakan kendaraan udara tak berawak.

Editor: Hasriyani Latif
AFP/FADEL SENNA
Petugas pemadam kebakaran dan prajurit Ukraina berjalan di tengah puing-puing pusat perbelanjaan Retroville, sehari setelah dibom oleh pasukan Rusia di distrik perumahan di barat laut ibukota Ukraina, Kyiv, pada 21 Maret 2022. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Rusia dituding menggunakan serangan kimia akibat tak dapat menguasai Mariupol dan mengalahkan militer Ukraina.

Atas dugaan tersebut, Inggris turun tangan untuk melakukan peyelidikan.

Pendiri Resimen Azov, Andry Biletsky dalam pesan telegramnya menyebut ada tiga oang yang terdampak serangan kimia yang diduga dilakukan Rusia.

Namun jenis zat beracun itu belum diketahui saat ini.

Baca juga: Putin Susun Strategi Saat Kekuatan Militer Rusia Berkurang Lawan Ukraina, Pensiunan Jadi Sasaran

Baca juga: Sebut Putin Blunder di Ukraina, 2 Negara Eropa ini Makin Mantap Gabung NATO

Adapun pasukan Rusia disebut menjatuhkan zat beracun di Mariupol menggunakan kendaraan udara tak berawak.

Dikutip dari laman Ukrinform, Selasa (12/4/2022), Biletsky menjelaskan bahwa beberapa jam yang lalu, pasukan Rusia menggunakan senjata kimia di Mariupol, tepatnya di dalam pabrik Azovstal.

"Berbicara tentang sisi praktis dari serangan itu, itu kecil. 3 orang menunjukkan tanda-tanda yang jelas keracunan dengan bahan kimia perang, namun tidak ada efek bencana," demikian kata Biletsky dalam telegram seperti dikutip Tribun-Timur dari Tribunnews.com.

"Idiot ini (Rusia) bahkan tidak bisa menggunakan senjata pemusnah massal dengan benar. Berbicara dari sisi moral, ini hanya menunjukkan kepengecutan orang Rusia," katanya.

"Mereka mengerti ini akan menyebar ke seluruh dunia. Seluruh dunia akan mengetahui bahwa mereka adalah teroris yang melanggar banyak konvensi."

"Oleh karena itu, mereka jatuh dalam keputusasaan, dan mereka tidak dapat melakukan apapun selain menggunakan senjata terlarang yang tidak pandang bulu, seperti dalam Perang Dunia I. Namun bagaimanapun juga, Mariupol akan menang, Resimen Azov akan menang. Ukraina akan menang, kemuliaan bagi Ukraina," tegas Biletsky.

Orang-orang menunggu dalam antrean untuk naik kereta yang berangkat ke Lviv di Ukraina di stasiun kereta api di Przemysl, Polandia, Senin (14/3/2022). Sementara puluhan ribu orang telah meninggalkan Ukraina setiap hari sejak invasi Rusia.
Orang-orang menunggu dalam antrean untuk naik kereta yang berangkat ke Lviv di Ukraina di stasiun kereta api di Przemysl, Polandia, Senin (14/3/2022). Sementara puluhan ribu orang telah meninggalkan Ukraina setiap hari sejak invasi Rusia. (AFP/Daniel Cole)

Sebelumnya, seorang militan Rusia dari kota yang diduduki Donetsk, Eduard Basurin mengumumkan perlunya memblokir pembela Mariupol di dalam pabrik Azovstal dan menggunakan senjata kimia untuk melawan mereka.

Inggris Lakukan Penyelidikan

Terkait dugaan penggunaan serangan kimia dalam serangan di Kota Mariupol, Ukraina, Inggris kini mencoba memverifikasi laporan tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss pada Senin (11/4/2022)

"Laporan bahwa pasukan Rusia mungkin telah menggunakan bahan kimia dalam serangan terhadap orang-orang Mariupol. Kami bekerja segera dengan mitra untuk memverifikasi rinciannya," tulis Liz Truss di Twitter, dikutip dari CNA.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved