Anda Bertanya Ustadz Menjawab
Kenapa Maksiat Masih Sering Dijumpai di Bulan Ramadan? Berikut Penjelasan Ustadz Sabaruddin
Ustadz H Sabaruddin, LC menjawab pertanyaan itu lewat program "Anda bertanya Ustadz menjawab", Minggu (10/4/2022).
Penulis: Rudi Salam | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bulan suci Ramadan adalah bulan beribadah.
Di bulan suci Ramadan, setan dibelenggu.
Lantas, kenapa maksiat masih sering dijumpai di bulan Ramadan?
Ustadz H Sabaruddin, LC menjawab pertanyaan itu lewat program "Anda bertanya Ustadz menjawab", Minggu (10/4/2022).
Program yang dihadirkan Tribun Network kolaborasi BNI ini disiarkan di berbagai sosial media.
Salah satunya melalui Facebook Tribun Timur Berita Online Makassar.
Kemudian tayang juga di Instagram tribuntimurdotcom, dan di Tiktok Tribun Timur.
Ustadz Sabaruddin menjelaskan bahwa dalam hadis Rasulullah, apabila bulan suci Ramadan tiba, maka pintu-pintu surga itu dibuka.
Kemudian pintu-pintu neraka ditutup dan setan itu dibelenggu.
Ulama, kata Ustadz Sabaruddin, mengatakan bahwa dibelenggu itu hanya kiasan.
“Karena ketika orang berpuasa di bulan suci Ramadan, maka bisa menahan hawa nafsunya,” kata Ustadz Sabaruddin.
Menurutnya, hawa nafsu itulah yang mendorong seseorang untuk melakukan kemaksiatan.
“Ketika orang berpuasa, syahwatnya, nafsunya ditekan, tidak bisa melakukan amalan-amalan,” tuturnya.
Bahkan, sambungnya, hal-hal yang wajib pun dilarang, misalnya berhubungan antara suami dan istri.
“Itu merupakan hal yang halal, akan tetapi ketika masuk bulan suci Ramadan itu dilarang,” kata Ustadz Sabaruddin.
Dikatakan bahwaarangan tersebut untuk menghormati keagungan bulan suci Ramadan.
“Maka orang yang berpuasa, maka sudah membelenggu dirinya, membelenggu hawa nafsunya tidak melakukan kemaksiatan,” katanya.
Akan tetapi, orang yang masih melakukan kemaksiatan di bulan suci Ramadan, maka terdapat kesalahan dalam diri seseorang dalam berpuasa.
Sebab, seseorang tersebut tidak mampu membentengi dirinya dalam melakukan ibadah puasa.
Rasulullah pun, kata Ustadz Sabaruddin, mengatakan bahwa jangan sampai orang tersebut hanya menahan haus dan dahaga, tapi tidak mendaptkan pahala.
“Karena hawa nafsunya sendiri tidak bisa ia tahan sehingga masih melakukan maksiat. Rasulullah berkata bahwa puasa adalah perisai dari kemaksiatan,” tutup Ustadz Sabaruddin.(*)