Headline Tribun Timur
Mahasiswa Makassar: Copot Luhut!
Mereka tak peduli dahaga di tengah terik matahari. Puasa tak menghalang mereka meneriakkan 10 tuntutan di tengah jalan.
Mereka juga menyuarakan berbagai masalah yang dialami masyarakat.
Seperti kelangkaan minyak goreng dan bahan bakar solar.
"Ini masalah utama di negeri kita. Padahal negeri ini penghasil kelapa sawit terbesar," kata orator.
Massa aksi kini telah menutup semua jalur Fly Over.
Jalan Sultan Alauddin dikuasai mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh). Unjuk rasa di wilayah kekuasaan Polres Rappocini ini diselingi bakar ban dan saling dorong mahasiswa dengan polisi.
Aksi saling dorong itu terjadi saat mahasiswa hendak menutup full satu ruas jalan.
Upaya penutupan jalan dengan cara membentuk barisan simpul itu sempat dihalau polisi.
Pasalnya, dianggap akan memicu kemacetan panjang.
Aksi saling dorong pun tidak terhindarkan hingga beberapa perwira polisi termasuk Kapolsek Rappocini Kompol Amrin Ambo Tang berhasil meredam suasana.
Polisi memilih mengalah dengan membiarkan mahasiswa menutup full satu jalur jalan Sultan Alauddin arah Gowa.
Dalam orasinya, pengunjuk rasa menolak wacana penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden.
"Terlalu banyak persoalan yang lebih penting daripada sibuk membahas penundaan pemilu. Misalnya persoalan minyak goreng yang langkah dan lain-lain," ucap seorang orator.
Selain itu, wacana penundaan pemilu juga kata pengunjuk rasa identik dengan upaya mengembalikan gaya kepemimpinan orde baru.
Sebab, kata orator, wacana penundaan pemilu itu sudah jelas bertentangan dengan aturan perundang-undangan yang ada.
"Ini menguarkan indikasi akan adanya mengulang orde baru. Sebab sangat jelas, penundaan pemilu ini bertentangan dengan konstitusi," bebernya.