Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Peringati Hari Nelayan, Sekolah Nelayan PKS Edukasi Masyarakat Pesisir

Selama nelayan Indonesia masih belum sejahtera maka Indonesia belum bisa dikatakan sejahtera.

Penulis: Ari Maryadi | Editor: Waode Nurmin
Dokumentasi
Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Al-Jufri 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Ketua DPW PKS Sulsel Amri Arsyid ketika mengatakan nelayan adalah tulang punggung ketahanan pangan Indonesia sekaligus menjadi cermin kesejahteraan rakyat.

Selama nelayan Indonesia masih belum sejahtera maka Indonesia belum bisa dikatakan sejahtera.

"PKS mendukung Nelayan Indonesia untuk berdaya menggapai kesejahteraan dan berjaya di perairan Indonesia," kata Amri Rabu (6/4/2022).

Kontribusi nelayan terhadap perekonomian Indonesia sangat besar.

Sebagai bagian dari 11 sektor ekonomi kelautan, kesejahteraan para nelayan khususnya yang berada di daerah pesisir masih jauh dari harapan.

Di antara faktor-faktor yang mempengaruhi taraf hidup pekerja sektor ini adalah pengetahuan dan teknologi.

Menurut Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Al-Jufri, kemiskinan struktural yang dialami nelayan harus segera diatasi agar kesejahteraan mereka meningkat.

“Masyarakat pesisir umumnya bekerja sebagai nelayan. Dan puncak deklarasi poros maritim adalah nelayan sebagai aktor utama pembangunan dengan kesejahteraan sebagai ruh utamanya. Kemiskinan wilayah pesisir bisa jadi karena kita tidak jujur kepada laut dan isinya," katanya di sela memperingati Hari Nelayan Indonesia di DPP Partai Keadilan Sejahtera, Rabu (6/4).

Data Sekretariat Negara menyebutkan bahwa pada tahun 2022 ada 147 kabupaten/kota wilayah pesisir dengan 1.3 juta (12.48 %) penduduk miskin seperti nelayan yang masuk kategori desa miskin esktrim.

Menurut Menteri Sosial RI di Kabinet Indonesia Bersatu II yang akrab dipanggil Doktor Salim tersebut, permodalan adalah kata kunci lain yang menjadi problematika nelayan yang belum selesai sampai saat ini.

Sebagai profesi yang memiliki penghasilan fluktuatif, tidak banyak nelayan yang memiliki kemampuan dalam manajemen keuangan sehingga layak mendapatkan bantuan perbankan.

“Apalagi mereka tidak punya koleteral. Sangat sedikit dana perbankan yang tersalurkan ke nelayan karena hal-hal seperti ini. Karena itulah kami mencoba mengedukasi melalui Sekolah Nelayan agar mereka, minimal memiliki kompetensi dalam membuat laporan manajemen keuangan agar jika mengajukan bantuan modal bisa dipercaya oleh pihak bank.”

PKS sendiri baru-baru ini meluncurkan Sekolah Nelayan dengan mengundang 30 perwakilan daerah di pulau Jawa yang mayoritas bekerja sebagai nelayan.

Tujuan didirikannya Sekolah Nelayan adalah sebagai bentuk komitmen PKS memperjuangkan kesejahteraan nelayan dan masyarakt pesisir.

“Pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil harus diproteksi sehingga tidak terjadi privatisasi. Masyarakt pesisir memiliki hak utuh dalam mencari penghidupan sehingga ruang ekonomi mereka tetap terlindungi dari praktek-praktek korporasi yang tidak adil.”

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved