Arief Rosyid Dipecat
Reaksi Arief Rosyid Saat Ketemu JK, Ternyata Tak Minta Maaf ke Eks Wapres Usai Palsukan Tanda Tangan
Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia atau DMI akhinya memecat Muhammad Arief Rosyid Hasan dari kepengurusan DMI.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia atau DMI akhinya memecat Muhammad Arief Rosyid Hasan dari kepengurusan DMI.
Mantan Ketua Bidang Ekonomi DMI itu dipecat karena memalsukan tanda tangan Ketua Umum DMI, M Jusuf Kalla atau JK dan Sekjen DMI, Imam Addaruqutni dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Wapres RI, Ma'ruf Amin.
Pemecatan Arief Rosyid tertuang dalam Surat Keputusan atau SK bernomor 066.H/III/SKEP/PP-DMI/IV/2022 tertanggal 2 April 2022.
SK pemecatan ditandatangani JK dan Imam Addaruqutni, 2 orang yang dipalsukan tanda tangannya.
SK pemecatan diterbitkan selang sehari setelah rapat pleno DMI yang membahas sanksi terhadap Arief Rosyid, Jumat (1/4/2022), di Kantor Pusat PP DMI, Jakarta.
“Jadi hari ini resmi dinyatakan bahwa saudara Arief Rosyid diberhentikan dari DMI,” kata Imam Addaruqutni dalam siaran pers, Ahad atau Minggu (3/4/2022).
Lebih lanjut, Imam Addaruqutni mengatakan, setelah SK pemecatan diterbitkan, segala tindakan yang dilakukan oleh Arif Rosyid tidak boleh menggunakan dan membawa nama PP DMI lagi.
• Sempat Disebut di Kasus Tanda Tangan JK, Netizen Serbu Instagram Arief Rosyid: Kok Bisa Kanda?
Terkait dengan tindakan hukum terhadap Arief Rosyid, DMI hingga saat ini belum melakukan pembicaraan lebih lanjut.
Sehari sebelumnya, Imam Addaruqutni sempat membantah jika Arief Rosyid dipecat.
Dia menyebut, Arief Rosyid hanya diganti dari jabatan Ketua Bidang Ekonomi PP DMI dan itu rotasi biasa.
"Kami hanya melakukan rotasi biasa karena kesibukan Saudara Arief Rosyid. Jadi Arief tetap menjadi pengurus DMI sebagai anggota Bidang Ekonomi," ujar Imam Addaruqutni dalam siaran persnya yang diterima Tribun-Timur.com.
Menurut Imam Addaruqutni, DMI telah menugaskan Arief Rosyid untuk fokus dalam menjadikan masjid sebagai pusat kebangkitan ekonomi umat.
• Sekjen Bantah Arief Rosyid Hasan Dipecat dari DMI, Sebut Hanya Rotasi Biasa
Awal mula terungkap
Sebelumnya, Juru Bicara JK, Husain Abdullah juga membeberkan terungkapnya pemalsuan surat tersebut.
Bermula saat pihak Istana mempertanyakan perihal isi surat dan acara Kickoff Festival Ramadhan kepada Ketua Umum DMI Jusuf Kalla yang ditujukan kepada Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin.
"Tentunya (pihak Istana) untuk memastikan, pertama karena Pak Wapres berniat akan hadir. Kedua mereka pun tahu kebiasaan Pak JK soal prosedur dan administrasi persuratan," ujar Husain Abdullah.
Ia juga mengatakan, JK tidak pernah merasa menandatangani surat tersebut.
Sebab, kebiasaan JK saat mengundang para pejabat atau koleganya, terlebih dahulu menghubungi atau bertemu secara langsung terhadap pihak yang bersangkutan sebelum mengirimkan surat undangan.
"Di sinilah awal terungkapnya surat tersebut palsu. Karena Pak JK tidak pernah mengirim surat undangan ke Pak Wapres," ujar pria yang juga merupakan Juru Bicara JK tersebut.
Husain Abdullah menyesalkan tindakan Arief Rosyid sebab ia mengetahui hubungan antara JK dan Arief Rosyid terbilang dekat.
Namun tidak berarti Arief Rosyid sekaligus mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) bisa bertindak seenaknya.
Apalagi, sampai memalsukan tanda tangan.
Ia meminta Arief Rosyid harus mengerti etika dan norma dalam berorganisasi.
"Sebagai organisatoris kan Pak Arief tentu tahu hal basic (dasar) seperti itu. Apalagi, yang berkaitan dengan tradisi persuratan. Pasti sangat khatam," kata mantan jurnalis televisi itu.
Tak minta maaf
Setelah pemalsuan tersebut terjadi hingga terungkap, Arief Rosyid sempat menemui JK sebanyak 2 kali.
Imam Addaruqutni mengungkapkan, pada kedua pertemuan tersebut, JK telah memarahi dan memberi peringatan kepada Arief Rosyid terkait pelanggaran yang telah dilakukan.
Menurut Imam Addaruqutni, Arief Rosyid juga tak mengungkapkan pernyataan permintaan maaf di kedua pertemuan tersebut.
"Nah jadi setelah itu dimarahi, Arief juga kemudian diulangi lagi tidak sempat meminta maaf karena memang berat menghadapi Pak JK," ujar Imam Addaruqutni.
Dalam pertemuan tersebut, Arief Rosyid, menurut Imam Addaruqutni hanya terdiam mematung.
Hingga kini, Arief Rosyid sekaligus mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam atau PB HMI belum menyampaikan klarifikasi kepada publik.
Dia seperti hanya diam dan membiarkan kasus menyandungnya menjadi liar.(*)