Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Inspirasi Ramadhan 2022 Hamdan Juhannis

Indra Keberagamaan 3: Kecanduan Ditipu dan Kecanduan Menipu

Anggaplah kalimat kecerdasan dikalahkan oleh kecanduan ini sebagai sebuah "dalil" dari saya. 

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Prof Hamdan Juhannis, Rektor UIN Alauddin 

Indra Keberagamaan (3)

Oleh: Hamdan Juhannis

Rektor UIN Alauddin Makassar

TRIBUN-TIMUR.COM - "Kecerdasan dikalahkan oleh kecanduan. Secerdas apapun Anda, kecerdasan Anda akan mengalami kelumpuhan bilamana sudah dipengaruhi oleh candu perilaku negatif." 

Anggaplah kalimat kecerdasan dikalahkan oleh kecanduan ini sebagai sebuah "dalil" dari saya. 

Namun, yang ingin saya tegaskan, idenya bukan murni lahir dari saya.

Ceritanya seperti ini.

Saat kasus penipuan robot trading terungkap akhir-akhir ini, ada seorang teman memberikan pengakuan terbuka  di antara anggota jogging club kami.

Dia mengatakan untuk kesekian kalinya tertipu dengan modus penipuan seperti itu.

Saat ditanya mengapa bisa berulang padahal modusnya sama?

Dia menjawab, dia suka percaya sesuatu kalau sudah dijelaskan secara detail dan meyakinkan.

Lalu tiba-tiba seorang anggota jogging lainnya, Daeng Gau, menyela bahwa itu sejenis kecanduan.

Saya terperanjat mendengar selaannya.

Karena awalnya saya bingung, teman yang suka ditipu itu bisa disebut sebagai salah satu yang mungkin berkategori cerdas di antara hampir 100 anggota jogging kami.

Dari sinilah gagasan dalil di atas saya buat.

Dari kasus teman itu bahwa dia sudah terpaut jauh pada alam bawah sadarnya bilamana orang mengajaknya untuk masuk dalam pola-pola bisnis yang jenisnya mengarah kepada penggandaan uang.

Mungkin candunya bukan pada janji penggandaannya semata, tetapi ada rasa penasaran yang selalu bergejolak bahwa apakah jalan pintas pencarian materi seperti itu bisa terbukti.

Atau paling tidak ada ketertarikan untuk memahami seluk beluk bisnis tersebut sampai bisa bertahan beberapa lama.

Bisa juga  karena faktor gampang mempercayai orang, apalagi yang sudah dianggap teman dekat.

Timbullah sejenis candu.

Dan setiap menemukan fenomena itu, teman tersebut tidak bisa lagi mempekerjakan bekal kecerdasannya.

Pola-pola kecanduan pada perilaku negatif bagi orang cerdas juga bisa terjadi pada fenomena lain.

Sebutlah misalnya ketagihan pada obat terlarang, apakah orang yang terjebak seperti itu tidak punya nalar?

Termasuk juga mereka yang terjebak pada radikalisme dan terorisme.

Bisa saja karena candu doktrin yang membuat nalar kemanusiaannya terkubur.

Dan masih banyak contoh lain yang mungkin lebih ekstrim.

Tapi yang menarik fenomena teman saya, kenapa yah ada orang kecanduan ditipu, saya pikir biasanya yang ada, kecanduan menipu.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved