Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ramadhan 2022

Stok Beras Dijamin Aman dalam Ramadhan 2022, Komisi IV DPR RI Kompak Tolak Impor Beras

Pasokan beras Bulog berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, serta Sulawesi Selatan.

Editor: AS Kambie
DPR RI
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi 

Komisi IV DPR-RI: Stok Beras Aman Jelang Ramadhan, Tidak Usah Impor

TRIBUN-TIMUR.COM, SEMARANG - Komisi IV DPR RI memastikan stok beras aman dalam Ramadhan 1443 H atau Ramadhan 2022.

Kepastian tentang stok beras itu diperileh Komisi IV DRPR RI saat  Kunjungan Kerja Komisi IV DPR-RI di Gedung Bulog Randugarut Kecamatan Tugu Semarang, Jawa Tengah.

Rombongan Komisi IV DPR RI meninjau ketersediaan bahan pokok dalam rangka menghadapi Ramadhan 2022.

Hasilnya, Komisi IV DPR RI menyimpulkan, stok beras aman menjelang bulan Ramadhan 2022.

Rombongan Tim Komisi IV DPR RI diketuai Dedi Mulyadi bersama Kementerian Pertanian mengunjungi gudang Bulog, Kamis, 31 Maret 2022.

Anggota Komisi IV DPR RI meminta pemerintah terus melakukan sejumlah upaya dan kebijakan, dalam rangka mendorong daya beli masyarakat menjelang Ramadhan 2022. Sehingga, roda perekonomian masyarakat terus bergerak memasuki bulan puasa hingga Lebaran mendatang.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan menjelang Ramadhan 2022 ini, pihaknya sengaja melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah untuk memantau ketersediaan dan harga komoditas pangan yang dibutuhkan masyarakat.

Disebutkan Dedi Mulyadi, pemerintah harus terus mendorong daya beli masyarakat meningkat selama Ramadhan 2022 hingga Lebaran mendatang.

“Memastikan ketersediaan bahan pokok, dan saya sudah keliling pasar sehingga paham berapa harga-harga di pasar. Dan saya lihat stoknya cukup ya, beras cukup dan kemudian kebutuhan-kebutuhan yang lain relatif cukup. Cuma memang problemnya daya beli publiknya yang perlu didorong kan, karena banyak pekerjaan yang belum normal sampai dengan hari ini,” jelas Dedi Mulyadi.Produksi beras untuk Jawa Tengah mencapai surplus memasuki bulan Ramadhan 2022.

Untuk itu Dedi Mulyadi bersama anggota Komisi IV DPR RI kompak menegaskan menolak keras jika ada wacana untuk melakukan impor beras.

Mengingat, rencana impor beras tersebut sudah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat dan gejolak bagi para petani.

“Kita di komisi pertanian, akan berpikir bagaimana memacu produksi pertanian dalam negeri. Jadi harus benar-benar dilihat bagaimana kondisi stok pangan kita saat ini. Jika memang mencukupi maka tidak perlu ada wacana impor,” ujar Dedi Mulyadi.

Hal yang sama juga di sampaikan oleh Firman Soebagyo, anggota Komisi IV DPR RI.

"Kita datang ke sini sesungguhnya adalah ingin mendengarkan secara langsung dari direksi Bulog tentang ketersediaan kebutuhan pangan pokok menjelang lebaran. Hal ini bukan semata-mata menjadi tanggung jawab Kementan, karena ada program-program yang memang menjadi tugas instansi lain," jelas Firman Soebagyo.

Menurut Firman Soebagyo, saat momen seperti Ramadhan 2022 ini menjadi tugas utama Bulog yakni dalam pengendalian cadangan beras pemerintah dan bagaimana mengendalikan beras di pasaran, khususnya Kementerian Perdagangan. Firman menegaskan ketersediaan pangan cukup sehingga tidak ada alasan untuk impor.

"Apalagi setiap tahun surplus beras, ini berarti sudah swasembada," tegas Firman Soebagyo.

Direktur Keuangan Bulog Bagya Mulyanto menambahkan, ketersediaan beras yang ada di seluruh gudang di seluruh Indonesia dalam posisi aman dan cukup untuk kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan hingga Lebaran mendatang.

Pasokan beras Bulog berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, serta Sulawesi Selatan.

Menurut Bagya Mulyanto, saat ini ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai sekira 800 ribu ton. “Kalau beras sesuai penugasan kita, sampai dengan saat ini masih tersedia. Selain itu masyarakat petani kita juga sedang panen, panen raya ini. Jadi stoknya cukup, untuk beras tidak ada masalah dan harga stabil,” kata Bagya Mulyanto.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, dalam kesempatan tersebut ikut memaparkan secara khusus bahwa Kementan memberikan perhatian serius pada momen Ramadhan 2022 dan Idul Fitri.

"Pada saat ini akan banyak disoroti perihal ketersediaan, kecukupan stok sampai fenomena lonjakan atau penurunan harga pangan yang dapat mengganggu ibadah selama bulan suci tersebut," kata Suwandi.

Namun demikian Suwandi meyakinkan bahwa kondisi di Provinsi Jawa Tengah sangat aman. Jawa Tengah penghasil beras nomor dua setelah Jawa timur.

Selanjutnya kondisi produksi baik secara nasional maupun khususnya Jawa Tengah termasuk ketersediaan pangan sebagian besar masih surplus seperti beras, jagung, bawang merah, cabai.

Secara nasional ketersediaan 12 komoditas pangan strategis sampai Mei ditunjukkan adanya stok positif pada akhir Mei 2022.

Contohnya untuk beras, ketersediaan di bulan Mei sekitar 22,6 juta ton, dengan kebutuhan januari-mei sebesar 12,98 juta ton maka perkiraan stok masih ada 9,8 juta ton.Khusus Jawa Tengah, ketersediaan pangan strategis selama Januari – April pun menunjukkan ketersediaan cukup dan aman.

Suwandi memperkirakan apabila terjadi lonjakan harga lebih disebabkan pada masalah distribusi transportasi maupun kemitraan dengan offtaker.

"Dari segi produksi cukup, jika kedua hal krusial tersebut dapat dikendalikan maka saya optimis semua akan aman," ujar Suwandi.

"Dalam rangka menghadapi lebaran puasa romadhon seluruh komoditas mulai beras, jagung, kedelai, bawang merah, cabe, daging, telur semuanya ketersediaannya cukup sampai menjelang lebaran," pungkas Suwandi menambahkan.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved