Antisipasi Takjil Berpengawet, Disperindag Makassar Himbau Camat dan Lurah Pantau Pedagang
Tak hanya jualan sembako, namun banyak bermunculan pedagang menjajakan menu berbuka puasa.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Di bulan Ramadan, biasanya jumlah pedagang meningkat drastis.
Tak hanya jualan sembako, namun banyak bermunculan pedagang menjajakan menu berbuka puasa.
Di Kota Makassar, seringkali dijumpai pedagang takjil di beberapa ruas jalan.
Aneka takjil yang ditawarkan mulai dari kue tradisional, gorengan hingga es buah.
Tentunya, sebagian warga Makassar mengkhawatirkan penggunaan bahan pengawet pada jajanan tersebut.
Menanggapi hal itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Makassar mengharapkan pemimpin tingkat wilayah dapat melakukan pemantauan
"Kita harapkan tingkat wilayah Camat, Lurah hinga RT/RW memberi himbauan kepada pedagang dan memantau jajanan yang ada," ucap Kepala Disperindag Arlin kepada Tribun-Timur.com, Sabtu (2/4/2022).
Arlin menyampaikan bahwa Disperindag tidak membatasi pedagang yang ingin berjualan.
Namun, mengharapkan tetap mematuhi standar kesehatan
"Kita tidak batasi kalau mau jualan, tapi kami himbau untuk perhatikan standar kesehatan dan untuk pimpinan wilayah upayakan lakukan pemantauan," ujar Arlin.
Terkait operasi pemeriksaan jajanan berbuka puasa, Arlin menyampaikan akan dilakukan ileh Dinas Kesehatan Makassar.
"Akan ada pemeriksaan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) namanya oleh Dinas Kesehatan," ujar Arlin.
Makassar terkenal dengan aneka ragam takjil menarik.
Seperti Jalangkote, Bikangdoang, Es Pisang Ijo, Pallubutung, hingga Dadar Gulung.
Takjil ini kebanyakan dibuat oleh Industri Rumahan atau UMKM.
Biasanya, takjil ini dijajakan di berbagai ruas jalan di Kota Makassar.
Saat ini, Pemerintah telah menetapkan 1 Ramadan tepat pada Minggu (3/4/2022).
Sehingga dapat dipastikan bahwa mulai besok hari, jajanan takjil tentunya telah ramai menghiasi kota Makassar. (*)