Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Antusiasme Siswa di Sulsel untuk Menulis Budaya Jepang Masih Tinggi

Antusiasme siswa SMA atau sederajat di Sulsel mengikuti lomba esai tentang persahabatan Jepang - Indonesia tetap tinggi.

Editor: Edi Sumardi
DOK TRIBUN TIMUR/ARI MARYADI
Kepala Kantor Konsuler Jepang di Makassar, Yasue Katsunobu membubuhkan tanda tangan di kantor Tribun Timur, Rabu (9/6/2021), dalam kunjungannya. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Antusiasme siswa SMA atau sederajat di Sulsel mengikuti lomba esai tentang persahabatan Jepang - Indonesia tetap tinggi.

Pada tahun keempat pelaksanaannya, tahun 2021, jumlah peserta mencapai 534 dari 123 sekolah.

Pada tahun 2020 atau tahun ketiga, jumlah peserta sebanyak 571 dari 153 sekolah.

Pada tahun 2019 atau tahun kedua, jumlah peserta tercatat yang terbanyak sepanjang sejarah pelaksanaan, yakni 806 dari 209 sekolah.

Pada tahun pertama, 2018, jumlah peserta baru tercatat 157 dari 39 sekolah.

Kepala Kantor Konsuler Jepang di Makassar, Yasue Katsunobu mengatakan, tinggi jumlah peserta juga menjadi indikator tingginya antusiasme pemuda di Sulsel mengenal budaya Jepang.

"Sebagai salah seorang juri, saya membaca naskah peserta satu per satu. Saya terkesan dengan isi tulisan mereka (tentang budaya Jepang)," kata Yasue Katsunobu yang mulai bertugas di Makassar sejak 23 April 2021.

Hal itu dikatakan Yasue Katsunobu saat seremoni pengumuman juara Lomba Esai Persahabatan Jepang - Indonesia Tingkat SMA/Sederajat se-Sulsel 2021, yang berlangsung secara virtual, Rabu (30/3/2022).

Selain Yasue Katsunobu, juri lainnya adalah Ketua Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya pada Universitas Hasanuddin ( Unhas ), Meta Sekar Puji Astuti dan Guru Besar Fakultas Pertanian Unhas, Dorothea Agnes Rampisela.

Kedua juri tersebut mengeritik peserta yang tak akurat dalam mengutip berbagai data dari internet dan terlalu memuja-muji satu pihak sehingga tak objektif dalam menyajikan tulisan.

Menurutnya, banyak hal unik dan masih sedikit yang tahu yang bisa dituangkan dalam karya esai.

"Ini sedikit keluar dari konteks. Saya pernah melakukan riset kalau ternyata penemu becak itu adalah orang Jepang di Makassar. Dulu dia penjual sepeda," kata Meta Sekar Puji Astuti yang mendalami studi Asia Tenggara.

Tema tulisan

Tahun ini, tema tulisan yang dilombakan adalah "Budaya Indonesia dan Jepang, Ayo Belajar untuk Masa Depan yang Lebih Cerah".

Siswa SMA Zion Makassar, Leonard Wijaya menjadi juara I dengan judul tulisan "Kearifan Budaya Indonesia dan Jepang dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam".

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved