Opini Tribun Timur
Kementan Pacu Industri Singkong di Belitung Lewat Pola Kemitraan KUR
inat petani mengembangkan ubi kayu sangat tinggi karena biaya produksi dan pengolahan tanaman cukup murah dan lebih mudah dalam perawatan tanamannya
TRIBUN-TIMUR.COM - Minat petani mengembangkan ubi kayu sangat tinggi karena biaya produksi dan pengolahan tanaman cukup murah dan lebih mudah dalam perawatan tanamannya, tak terkecuali dengan masyarakat Kabupaten Belitung Timur.
Petani yang latar belakangnya adalah penambang dan lahan-lahan yang disekitarnya merupakan lahan-lahan terlantar, mulai tertarik untuk mengembangkan singkong.
Pengembangan budidaya singkong di Bangka Belitung sudah menerapkan pola kemitraan dimana sektor hulu dan hilir sudah terintegrasi dengan baik.
Atas dasar tersebut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui Propaktani, bersama sama dengan IPB, MSI, Pusri, PT BAM, langsung meninjau ke lokasi kemitraan singkong di Belitung Timur sekaligus meninjau lokasi pabrik tapioka singkong.
Bambang Irawan, Direktur Utama PT Belitong Agro Makmur (BAM), menyampaikan bahwa lahan yang sudah ada pertanaman kemitraan singkong saat ini adalah 42 hektar dari potensi 150 hektar yang merupakan lahan tidur yang sudah beberapa tahun tidak digunakan.
Upaya kerja keras bagaimana menumbuhkan minat para petani yang sebagian besar adalah para penambang dan mengajarkan bagaimana cara budidaya singkong yang baik.
Singkong yang dikembangkan yang saat ini sudah berumur 2 bulan adalah cassesa yang cukup baik untuk dijadikan tapioca dengan kadar pati 25-28%.
Kemitraan singkong dibelitung timur melibatkan banyak pihak, aspek pembiayaan petani dengan menggandeng Bank Sumsel dengan memberi fasilitas KUR 70