Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perang Rusia Ukraina

Tak Ingin Berkonflik dengan Rusia, NATO: Kami Bukan Bagian dari Konflik

Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara tersebut, menyatakan secara tegas tidak akan mengirim tentara ke Ukraina

Editor: Muh. Irham
AFP
Petugas pemadam kebakaran dan prajurit Ukraina berjalan di tengah puing-puing pusat perbelanjaan Retroville, sehari setelah dibom oleh pasukan Rusia di distrik perumahan di barat laut ibukota Ukraina, Kyiv, pada 21 Maret 2022. - Sedikitnya enam orang tewas dalam serangan itu. pengeboman. Enam mayat dibaringkan di depan pusat perbelanjaan, menurut seorang wartawan AFP. Bangunan itu telah terkena ledakan kuat yang menghancurkan kendaraan di tempat parkir dan meninggalkan kawah selebar beberapa meter. (Photo by FADEL SENNA / AFP) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ukraina gigit jari. Harapan agar mendapat bantuan dari NATO, buyar setelah Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara tersebut, menyatakan secara tegas tidak akan mengirimkan tentara ke Ukraina.

Sekjen NATO, Jens Stoltenberg dalam konferensi pers di Brussels, Belgia mengatakan, Polandia telah mengirimkan proposal terhadap NATO agar mengirimkan pasukan perdamaian ke Ukraina.

"NATO bukan bagian dari konflik, memang memberikan dukungan ke Ukraina, namun bukan bagian dari konflik. NATO tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina," tegas Stoltenberg.

Dikutip dari laman TASS, Kamis (24/3/2022), ia mengakui bahwa sangat penting untuk memberikan dukungan kepada Ukraina.

"Namun pada saat yang sama, juga sangat penting untuk mencegah agar konflik ini tidak berubah menjadi perang penuh antara NATO dan Rusia," jelas Stoltenberg.

Selain itu, ia menekankan bahwa NATO terus mengesampingkan prospek pembentukan daerah larangan terbang di atas Ukraina, karena itu akan mengindikasikan perang dengan Rusia.

"Pembentukan zona larangan terbang menunjukkan bahwa NATO harus 'siap menembak jatuh pesawat Rusia'. Kami telah menyatakan bahwa kami tidak akan memberlakukan zona larangan terbang karena kami percaya bahwa itu kemungkinan besar akan memicu perang penuh antara NATO dan Rusia," kata Stoltenberg.

Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus sebagai tanggapan atas permintaan bantuan dari Kepala Republik Donbass.

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.

Menanggapi aksi yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), Inggris serta beberapa negara lainnya pun menjatuhkan sanksi ekonomi kepada individu dan badan hukum Rusia.

Belarus Segera Bergabung Bantu Rusia

Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) meyakini Belarus siap ikut perang mendukung Rusia menyerang Ukraina.

Salah satu pejabat militer NATO mengatakan, semakin terlihat kemungkinan Belarus terlibat dalam pusaran konflik di negara eks Uni Soviet itu.

Belarus merupakan sekutu Rusia yang tergabung dalam negara-negara Organisasi Pakta Pertahanan (CSTO) yang dipimpin Kremlin.

"(Presiden Rusia Vladimir) Putin membutuhkan dukungan. Apa pun yang akan membantu," kata pejabat itu pada Senin (21/3).

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved