Presiden Putin Tantang NATO Perang hingga Kapal Perang Diledakkan, Prancis dan Rusia Memanas
Polandia pada pekan lalu menyatakan bahwa mereka akan secara resmi mengajukan proposal untuk misi penjaga perdamaian di Ukraina pada pertemuan puncak
TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin kini sudah beran menantang NATO untuk perang.
Putin menantang NATO saat urusan perangnya dengan Ukraina masih sedang berlangsung.
Putin marah lantaran NATO dinilai berpihak ke Ukraina yang saat ini masih bertahan.
Padahal Ukraina masuk kategori negara kecil di dunia. Popilasi penduduknya juga tak sebading dengan Rusia.
Meski negara kecil, namun Ukraina masih mampu bertahan setelah mendapat bantuan dari 33 negara lain.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Rabu (23/3/2022), menyatakan pengiriman pasukan perdamaian ke Ukraina dapat menyebabkan konfrontasi langsung antara Rusia dan aliansi militer NATO.
Polandia pada pekan lalu menyatakan bahwa mereka akan secara resmi mengajukan proposal untuk misi penjaga perdamaian di Ukraina pada pertemuan puncak NATO berikutnya.
"Saya harap mereka mengerti apa yang mereka bicarakan," kata Lavrov kepada staf dan mahasiswa di Institut Hubungan Internasional Negara Moskwa.
"Ini akan menjadi bentrokan langsung antara angkatan bersenjata Rusia dan NATO yang semua orang tidak hanya berusaha menghindarinya, tetapi juga mengatakan bahwa pada prinsipnya tidak boleh terjadi," tambah dia, dikutip dari Reuters.
Moskwa menuduh Kyiv menghentikan pembicaraan damai dengan membuat usulan yang tidak dapat diterima oleh Rusia.
Ukraina diketahui telah mengatakan bersedia untuk bernegosiasi, tetapi tidak akan menyerah atau menerima ultimatum Rusia.
Lavrov mengatakan pihak berwenang Ukraina mundur dari proposal mereka sendiri pada pembicaraan itu, sehingga sulit untuk mencapai terobosan.
"Pembicaraan telah dimulai, itu sulit karena pihak Ukraina terus-menerus berubah pikiran dan mundur dari proposalnya sendiri," kata Lavrov.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan sebelumnya pada Rabu, bahwa pembicaraan dengan Rusia berlangsung alot dan terkadang konfrontatif.
Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya dan membasmi orang-orang yang disebutnya.
Prancis sebut akal-akalan Rusia ingin perundingan damai, faktanya sudah beberapa kali melakukan pertemuan, lagi-lagi tidak ada titik temunya.
Di lain sisi, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan bahwa Rusia hanya pura-pura negosiasi saja dengan Ukraina.
Strategi Rusia dinilai mirip dengan yang terjadi di Chechnya dan Suriah.
Dilaporkan RFI, Jumat (18/3/2022), Le Drien berkata ciri-ciri negosiasi Rusia disebut menuntut banyak permintaan, hingga membuat koridor kemanusiaan lalu menyalahkan pihak lain tak menghormatinya.
"Sayangnya kita masih menghadapi logika Rusia yang sama, membuat permintaan yang maksimalis, menginginkan Ukraina untuk menyerah dan mengintensifkan peperangan pengepungan," ujar Le Drian kepada koran Le Parisien.
"Sebagaimana di Grozny dan Aleppo, ada tiga elemen tipikal, pengemboman tanpa diskriminasi, apa yang disebut 'koridor-koridor' kemanusiaan yang didesain agar menuduh pihak lain tidak menghormatinya, dan diskusi tanpa tujuan selain berpura-pura mereka menegosiasi," lanjutnya.
Sementara, Le Drien menyebut pihak Ukraina melaksanakan diskusi dengan bertanggung jawab dan berpikiran terbuka.
Namun, sejauh ini gencatan senjata masih belum bisa terwujud.
"Di tengah pertemuan beberapa kali, tapi serang terus bertubi-tubi dilakukan Rusia." Le Drien menegaskan bahwa gencatan senjata adalah hal yang urgent.
Kali ini Prancis tak mau tinggal diam, tiga kapal selam nuklirnya telah berlayar
Kini, Prancis tak mau tinggal diam terhadap ancaman Rusia yang lagi-lagi berbicara tentang senjata nuklirnya.
Dilaporkan The Times Kamis (24/3/2022), Prancis telah menyiapkan tiga kapal selam nuklirnya untuk situasi yang terburuk mungkin terjadi ke depan.
Tiga kapal selam nuklirnya itu pun telah berlayar ke laut lepas.
Dua dari empat kapal selam rudal balistik kelas Triomphant telah meninggalkan pangkalan mereka di Ile Longue, Selatan, Brest Prancis.
Sementara satu kapal selam lagi telah berangkat menyusul dua kapal lainnya yang telah berlayar ke laut lepas.
Kapal-kapal selam nuklir tersebut akan berlayar dan melakukan patroli permanen di bawah laut Atlantik.
Tindakan Prancis ini sangat jarang dilakukan dalam tiga dekade terakhir.
Terakhir kali tiga kapal selam nuklir dikerahkan sebelum berakhirnya Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet.
Artinya kejadian langka ini baru terjadi kembali pertama kalinya setelah lebih dari 30 tahun lalu.
Prancis memiliki empat kapal selam rudal balistik yang bisa meluncurkan nuklir. Tiga di antaranya merupakan kelas Le Triomphant dengan nama Le Triomphant (S616), Temeraire (S617), dan Le Vigilant (S618).
Masing-masing kapal Prancis yang dimodernisasi membawa 16 rudal balistik M51.2 yang masing-masing berisi 150kt hulu ledak.
Rudal balistik M51.2 dapat mencapai target sejauh 11.000 km dari lokasi peluncuran. Saat ini Kapal Selam membawa 48 hulu ledak nuklir yang siap diluncurkan jika diperlukan.
Amerika marah dituding soal senjata biologi kimia, malah AS mencurigai pihak Rusia sendiri yang akan melakukan
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengeluarkan salah satu peringatan besar bahwa Rusia sedang mempertimbangkan untuk menggunakan senjata kimia di Ukraina.
Menyusul peringatan tersebut, militer Ukraina pada Selasa (22/3/2022) mengatakan bahwa warga harus bersiap menghadapi penembakan Rusia yang lebih membabi buta terhadap infrastruktur penting.
Pasukan Rusia telah gagal untuk merebut kota besar Ukraina lebih dari empat minggu setelah invasi mereka.
Rusia semakin banyak menyebabkan kehancuran besar-besaran ke daerah pemukiman menggunakan serangan udara, rudal jarak jauh, dan artileri.
Pelabuhan selatan Mariupol telah menjadi titik fokus serangan Rusia dan banyak reruntuhan dengan mayat tergeletak di jalan-jalan. Sementara serangan juga dilaporkan meningkat di kota kedua Kharkiv pada hari Senin.
Mengutip CNA, angkatan bersenjata Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa bahwa pasukan Rusia diperkirakan akan terus menyerang infrastruktur penting menggunakan "senjata presisi tinggi dan amunisi sembarangan".
Biden membantah tuduhan palsu Rusia yang mengklaim Kyiv memiliki senjata biologis dan kimia. Biden justru menyebut bahwa Presiden Vladimir Putin sedang mempertimbangkan untuk menggunakannya sendiri.
"Punggung Putin bersandar pada tembok dan sekarang dia berbicara tentang bendera palsu baru yang dia buat termasuk, menegaskan bahwa kita di Amerika memiliki senjata biologi dan kimia di Eropa, sama sekali tidak benar," kata Biden pada acara Business Roundtable.
"Rusia yang menyarankan untuk Ukraina memiliki senjata biologi dan kimia di Ukraina. Itu tanda yang jelas Putin sedang mempertimbangkan untuk menggunakan keduanya," katanya.
Biden juga mengatakan kepada pelaku bisnis untuk waspada terhadap kemungkinan serangan dunia maya oleh Rusia.
"Itu bagian dari pedoman Rusia," katanya dalam sebuah pernyataan.
Washington dan sekutunya sebelumnya menuduh Rusia menyebarkan klaim yang tidak terbukti bahwa Ukraina memiliki program senjata biologis sebagai kemungkinan awal untuk menggunakan senjata tersebut sendiri.
Namun, pernyataan Biden pada hari Senin adalah beberapa yang terkuatnya tentang masalah ini.
Lagi-lagi Rusia membantah menyerang warga sipil
Rusia mengatakan tidak ada menyerang warga sipil meskipun kehancuran yang terjadi di kota-kota Ukraina seperti Mariupol dan Kharkiv.
Putin menyebut perang itu, serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua, sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari "Nazi".
Sementara Ukraina dan Barat menyebut ini sebagai dalih palsu untuk perang agresi yang tidak beralasan.
Konflik telah membuat hampir seperempat dari 44 juta orang Ukraina meninggalkan rumah mereka, dan Jerman memperkirakan jumlah pengungsi bisa mencapai 10 juta dalam beberapa minggu mendatang.
Ukraina pada hari Senin menolak permintaan Rusia untuk berhenti membela Mariupol yang terkepung, di mana ratusan ribu warga sipil menderita melalui pemboman Rusia yang menghancurkan kota mereka.
Pihak Rusia telah meluncurkan beberapa rudal hipersonik.
Bagian dari Mariupol yang sebagian besar sekarang dipegang oleh pasukan Rusia, diartawakan Reuters.
Beberapa mayat tergeletak di pinggir jalan, terbungkus selimut. Jendela diledakkan dan dinding hangus hitam.
Orang-orang yang keluar dari ruang bawah tanah duduk di bangku di tengah puing-puing, terbungkus mantel.
Namun, beberapa orang lainnya berhasil melarikan diri.
Sekitar 8.000 orang dievakuasi dengan aman pada Senin melalui tujuh koridor kemanusiaan dari kota-kota besar dan kecil yang diserang, termasuk sekitar 3.000 dari Mariupol, kata wakil perdana menteri Ukraina.
Kota-kota timur Kharkiv, Sumy dan Chernihiv juga terkena dampak parah.
Di antara yang tewas di Kharkiv adalah Boris Romanchenko, seorang korban Holocaust berusia 96 tahun yang flatnya dibom oleh pasukan Rusia minggu lalu.
"Tolong pikirkan tentang berapa banyak hal yang telah dia lalui," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin malam.
Di Kyiv, sejumlah mayat dibaringkan di trotoar oleh sebuah pusat perbelanjaan yang diserang semalaman oleh tembakan Rusia.
Layanan darurat menyisir puing-puing hingga terdengar suara tembakan artileri di kejauhan.
Pergerakan NATO
NATO dikabarkan telah mengerahkan kelompok militer baru ke empat negara yakni Bulgaria, Hongaria, Rumania, Slovakia.
Ini akibat desakan sejumlah negara anggota, untuk perlindungan maksimal di tengah potensi eskalasi serangan Moskow yang sangat sulit diajak dalam perundingan damai.
"Saya berharap para pemimpin akan setuju untuk memperkuat postur NATO di semua domain," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam konferensi pers menjelang KTT para pemimpin NATO di Brussels, Rabu (23/3/2022) malam.
"Dengan peningkatan besar di bagian timur aliansi di darat, di udara dan di laut."
Stoltenberg juga mengatakan bahwa aliansi NATO akan segera memberikan Ukraina peralatan untuk melindungi diri terhadap senjata kimia, biologi, radiologi serta nuklir.
Dia menolak untuk menjelaskan jenis dukungan secara khusus dengan alasan keamanan operasional.
Rusia sebelumnya telah dituding menggunakan senjata kimia di medan perang termasuk di Suriah.
Beberapa dokumen intelijen
Barat juga muding hal yang sama ke upaya Presiden Vladimir Putin melawan kritikus Kremlin, Alexei Navalny, dan terhadap mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia yang tewas di London, Inggris.
Hal sama juga dikatakan Duta Besar AS untuk NATO Julianne Smith.
Menurutnya NATO memang sedang merencanakan penempatan permanen pasukan, termasuk dari AS.
"NATO sekarang sedang dalam proses untuk berpikir lebih banyak tentang kehadiran pasukan jangka menengah dan jangka panjang di wilayah NATO di sisi timur itu," kata Smith.
Ini merupakan pengiriman "pesan yang cukup jelas ke Moskow".
Aliansi itu sebelumnya telah memperingatkan Putin bahwa serangan terhadap negara anggota NATO akan dipandang sebagai serangan terhadap semua.
Ini berdasarkan Pasal 5 kelompok itu, yang menyerukan untuk tanggapan militer dari negara-negara anggota.
Ukraina berbatasan dengan empat sekutu NATO yakni Polandia, Slovakia, Hongaria, dan Rumania.
Polandia saat ini menampung sebagian besar pasukan dari aliansi 30-anggota dan telah mengambil bagian terbesar untuk menampung pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina.
Kapal Canggih Rusia Diledakkan di Pelabuhan Berdyansk Ukraina
Kini, sebuah kapal angkatan laut milik Rusia meledak dan hancur di pelabuhan Berdyansk Ukraina.
Video detik-detik meledaknya kapal perang besar Rusia yang disebut Orsk tersebut viral di media sosial.
Kapal itu trebakar di pelabuhan yang berjarak 50 mil dari Kota Mariupol yang masih dalam cengkeraman Rusia.
Dikabarkan kapal yang terbakar hebat itu membawa baju besi, makanan dan persenjataan.
Beberapa warga yang ada di sekitar lokasi kejadian menduga suara ledakan berasal dari ribuan peluru yang terbakar.
Ledakan terlihat jelas dalam video yang beredar. Selain itu, asap hitam tebal juga terlihat jelas membumbung tingga pasca ledakan terjadi.
Sayangnya hingga kini masih belum diketahui perihal jumlah korban dan penyebab ledakan itu.
Dikutip dari Mirror, Kamis (24/3/2022), beberapa laporan menyebutkan, kapal Orsk berlabuh pada Senin (21/3/2022).
Diketahui Kota Pelabuhan Berdyansk berada di sebelah tenggara Ukraina dan telah berada di bawah kekuasaan Rusia sejak (27/2/2022).
Saat itu, Walikota Berdyansk, Oleksandr Svidlo mengatakan, tentara bersenjata Rusia mendadak memasuki gedung komite eksekutif.
Kemudian mereka menyampaikan, semua gedung administrasi berada di bawah kendali mereka, serta mengambil alih gedung komite eksekutif.
"Mereka memberi tahu kami bahwa semua gedung administrasi berada di bawah kendali mereka dan bahwa mereka mengambil alih gedung komite eksekutif."
(*/Tribun-medan.com/Tribunnews.com/Kompas.com/Reuters/TheTime/Mirror)