Ketika Emak-emak Teriak 'Hidup Mahasiswa' saat ada Aksi Tuntut Kelangkaan Minyak Goreng di Parepare
Dukungan juga terlihat dari pengendara roda empat yang mengeluarkan jempol ke arah demonstran.
Penulis: M Yaumil | Editor: Waode Nurmin
TRIBUNPAREPARE.COM, PAREPARE - Dukungan emak-emak mengalir ke mahasiswa Universitas Muhammadiyah Parepare saat lakukan aksi menuntut kelangkaan minyak goreng.
Aksi yang dilakukan di pertigaan Jalan Jenderal Sudirman mendapat atensi dari pengendara dan masyarakat sekitar.
Dari atas kendaraannya, pengendara yang lewat berteriak hidup mahasiswa.
Hal itu dilakukan karena tuntutan massa aksi yang jelas mewakili suara masyarakat yang kesulitan mendapat minyak goreng subsidi.
Baca juga: Polisi Amankan 32 Dos Minyak Kelapa di Tanete Bulukumba
Dukungan juga terlihat dari pengendara roda empat yang mengeluarkan jempol ke arah demonstran.
Warga sekitar, Birgita mengatakan mendukung aksi mahasiswa itu.
"Saya setuju karena minyak memang susah," katanya di depan warung, Rabu (16/3/2022) siang.

Warung Birgita tidak jauh dari titik aksi mahasiswa Umpar.
Birgita menjual makanan tradisional yang di pajang di dalam etalasenya.
Dia mengaku susah mendapatkan minyak goreng.
"Minyak goreng kemasan sama minyak curah susah, jadi saya dukung mahasiswa ini," ujarnya sambil menganggukan kepala.
"Bagus kalau begitu (demo), biar pemerintah memperhatikan masyarakatnya, minyak goreng tidak disembunyikan," jelas wanita berhijab hijau itu.
Sementara, mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Umpar itu membawa lima tuntutan.
Tiap tuntutan berkaitan dengan kelangkaan minyak goreng yang terjadi di Kota Parepare.
Sekretaris IMM Cabang Kota Parepare, Sahrul mengatakan massa aksi membawa aspirasi rakyat.
"Negara kita penghasil minyak, tetapi hari ini minyak goreng langka, hal ini menjadi ironi di masyarakat," katanya.
Minyak goreng, kata Sahrul, adalah kebutuhan sehari-hari masyarakat.
"Kita ingin keseriusan pemerintah menangani permasalahan ini," ujar mahasiswa beralmamater merah maroon itu.
Olehnya itu, massa aksi membawa lima butir tuntutan kepada Pemerintah Kota Parepare.
Yakni, mencari oknum penimbun minyak goreng baik individu atau kelompok.
Kemudian, menuntut pemerintah kota untuk melakukan upaya ketersediaan stok dan kestabilan harga minyak goreng.
Ketiga, massa meminta solusi kepada pemerintah terkait kelangkaan minyak goreng.
Keempat, menuntut Pemerintah Kota Parepare menjaga ketersediaan 9 bahan pokok jelang bulan ramadhan.
Terakhir, adanya keterbukaan informasi terkat harga eceran tertinggi minyak goreng.
Setelah melakukan aksi di jalan Jenderal Sudirman, mahasiswa bergeser ke kantor Dinas Perdagangan.
Massa aksi yang didominasi menggunakan sepeda motor itu di kawal ketat ke titik aksi oleh kepolisian.
Laporan kontributor TribunParepare.com/M.Yaumil