Baru 83,8 H Lahan Pertanian Terdampak Banjir Bandang Luwu Utara Tahun 2020 yang Direhabilitasi
"Luas lahan pertanian yang terdampak banjir bandang yaitu 2.394 hektare dan puso pertanaman padi 1.593 hektare yang tersebar di 9 kecamatan,"
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Waode Nurmin
TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Lahan pertanian di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, yang terdampak banjir bandang tahun 2020 lalu mulai direhabilitasi.
Kepala Dinas Pertanian Luwu Utara, Rusydi Rasyid, mengatakan, terdapat 83,8 hektare lahan yang sudah direhab atau sekitar 20,57%.
"Luas lahan pertanian yang terdampak banjir bandang yaitu 2.394 hektare dan puso pertanaman padi 1.593 hektare yang tersebar di 9 kecamatan," kata Rusydi dalam rilis Humas Pemkab Luwu Utara, Sabtu (12/3/2022).
Untuk itu Pemda bekerjasama dengan PT Komatsu Indonesia dalam pemulihan lahan sawah milik petani.
"Saat ini sekitar 23 hektare sawah di Desa Radda yang sudah diintervensi oleh Komatsu Indonesia dan swadaya masyarakat 47,55 hektare," kata Rusydi di hadapan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani pada kegiatan Peninjauan Optimalisasi Area Persawahan di Desa Radda baru-baru ini.
Rusydi juga menyebut, pihaknya akan mengintervensi lahan pertanian di daerah pesisir seperti Malangke dan Malangke Barat.
Sementara itu, Kepala Desa Radda, Burhanuddin, mengatakan lahan persawahan direhab merupakan sumber mata pencaharian 37 KK.
"Ini lokasi yang sangat produktif, untuk itu kami minta ijin ibu bupati melaksanakan optimalisasi di wilayah ini," katanya.
"Ini adalah langkah awal, selanjutnya akan dilanjutkan dengan perbaikan saluran irigasi dan realisasi jalan tani," ujarnya.
Pada kegiatan tersebut juga dilakukan Launching Pengoperasian Buldozer Multifungsi D.21 Komatsu oleh Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani sekaligus penandatanganan MoU.
"Apresiasi dan terima kasih kami sampaikan kepada PT Komatsu yang telah mengambil bagian dalam pemulihan pascabanjir bandang melalui Program Komatsu Peduli Bencana, khususnya dalam hal rehabilitasi lahan pertanian," katanya.
"Mudah-mudahan kerjasama yang baik ini akan terus kita tingkatkan, mengingat 80% masyarakat bergerak di sektor pertanian," sambung bupati perempuan pertama di Sulsel yang langsung mengendarai buldozer di area persawahan Desa Radda.
Melalui rehabilitasi lahan, Pemda akan memastikan pemulihan sumber penghasilan masyarakat.
"Masyarakat kita ini adalah masyarakat petarung dan pekerja, mereka mau
berbuat tapi tentu saja butuh perhatian dan dukungan dari pemda dan swasta," katanya.
"Yang pasti pemerintah tidak pernah tinggal diam, hanya saja semua berproses. Untuk itu mari kita kawal sama-sama proses ini, mudah-mudahan bisa kita akselerasi," pinta Indah.