Presiden Prancis Macron Sebut Tak Ada Solusi, Syarat Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Sulit Diterima
Macron mengatakan persyaratan yang ditetapkan Putin untuk gencatan senjata di Ukraina terlalu berat.
TRIBUN-TIMUR.COM - Rusia dan Ukraina hingga kini masih berperang lantaran permintaan Presiden Rusia Vladimir Putin tak dipenuhi.
Meski begitu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dikabarkan melunak ke Rusia.
Gencatan senjata Ukraina-Rusia ditanggapi Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Macron mengatakan persyaratan yang ditetapkan Putin untuk gencatan senjata di Ukraina terlalu berat.
Syarat Putin untuk gencatan senjata tidak dapat diterima oleh siapa pun.
“Saya tidak melihat solusi diplomatik dalam beberapa jam mendatang atau bahkan beberapa hari mendatang,” kata Macron kepada wartawan di Versailles menjelang pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa, seperti dilaporkan CNN, Jumat (11/3/2022).
Baca juga: Suasana Perang Rusia Vs Ukraina: Prajurit Rusia Gunakan Tank Menuju Ukraina
Baca juga: Isi Pidato Putin untuk Prajurit Rusia di Ukraina Viral Anda Bisa Bangga
KTT pemimpin Uni Eropa itu diproyeksikan akan berpusat pada invasi Rusia ke Ukraina; solusi untuk kenaikan harga energi, dan mengurangi ketergantungan Eropa pada gas dan minyak Rusia.
Macron mengatakan dia tidak melihat gencatan senjata di Ukraina sebagai "realistis" dalam beberapa jam mendatang.
"Saya pasti optimistis, tapi saya juga harus realistis," tambahnya.
Sebelumnya pada hari Kamis, Putin mengadakan percakapan telepon dengan Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Berbicara tentang permintaan Ukraina untuk masuk Uni Eropa secepatnya, Macron mengatakan kepada wartawan, “Dengan negara yang berperang? Saya rasa tidak. Haruskah kita menutup pintu dan berkata 'tidak pernah'? Itu tidak adil.”
Baca juga: Beraninya Timor Leste Kucurkan 1,5 Juta Dollar Bantu Ukraina Lawan Rusia, Dulu Dikenal Negara Miskin
Baca juga: Ada Apa? Rusia vs Ukraina Masih Panas, Presiden Perancis & Jerman Tiba-tiba Telepon Pemimpin China
Presiden Prancis mengatakan perang di Ukraina adalah tragedi kemanusiaan, politik dan kemanusiaan.
ia juga menambahkan peristiwa ini akan mengarah pada pendefinisian ulang arsitektur Eropa sepenuhnya.
“Ini adalah diskusi yang strategis dan bersejarah. Mereka akan mengarah pada, hari ini, dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, keputusan bersejarah untuk Eropa kita,” kata Macron.
Pemimpin Prancis mengatakan dia terganggu berat melihat foto-foto serangan bom mematikan di sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol Ukraina selatan pada hari Rabu.
Macron mengatakan sejak awal perang Rusia di Ukraina, “Tragedi kemanusiaan semacam ini terjadi pada beberapa kesempatan.”
“Senjata-senjata itu, sangat mematikan, tanpa pertimbangan, digunakan tepat di tengah kota,” lanjut Macron.
Ukraina melunak
Kabarnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dilaporkan melunak kepada Rusia.
Presiden Ukraina Zelensky bersedia merundingkan konsesi ke Moskow, utamanya status netralitas Ukraina terhadap NATO.
Hal tersebut diungkapkan wakil kepala kantor kepresidenan Ukraina Igor Zhokva dalam wawancara dengan program TV Jerman Tagesschau, Rabu (9/3/2022).
Baca juga: Menyerah Gabung NATO, Presiden Ukraina Ajukan 2 Syarat Ini untuk Berunding Lagi dengan Putin
Baca juga: Presiden Ukraina Nyatakan Bersedia Bahas Tuntutan Rusia, Tanda Menyerah?
Igor Zhovkva yang juga penasihat keamanan dan luar negeri presiden Ukraina itu menjelaskan, perundingan tentang netralitas terhadap NATO dapat terjadi namun dengan dua syarat, tertentu yaitu penarikan pasukan Rusia dan gencatan senjata.
"Ini adalah persyaratan pertama yang harus dipenuhi. Selebihnya ... dimungkinkan untuk membahas kemungkinan status netral Ukraina. Tapi negosiasi dan kemungkinan kesepakatan semacam itu hanya dapat terjadi setelah diakhirinya permusuhan," kata Zhovkva.
Melekat dengan kesediaan merundingkan status netral terhadap NATO, Ukraina pada saat bersamaan menuntut jaminan keamanan dari Rusia agar "situasi seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi".
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tampaknya telah menyerah pada impian untuk bergabung dengan NATO dengan cepat.
Dalam sebuah wawancara dengan media Amerika Serikat, Zelenskyy mengungkapkan sikapnya tentang masalah ini telah "melunak beberapa waktu lalu" karena NATO tampaknya tidak mau "menerima Ukraina".
Mereka juga siap membicarakan dengan Rusia status wilayah separatis Luhansk dan Donetsk di Ukraina timur.
Sehari sebelumnya seperti dilansir RIA Novosti Rusia, Rabu (9/3/2022), penasihat kepala kantor Presiden Ukraina, Mikhail Podolyak, juga mengungkapkan kondisi di mana Kiev akan membahas masalah penolakan keanggotaan NATO. Menurut dia, jaminan keamanan sangat dibutuhkan.
Menurut Igor Zhovkva, Kiev meminta bantuan Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam mengatur pertemuan antara Volodymyr Zelensky dan Vladimir Putin.
“Satu-satunya negosiasi serius yang dapat dilakukan dengan Rusia adalah mungkin di tingkat presiden. Presiden saya siap untuk ini. Mitra internasional harus membantu kami … Kami sedang berbicara dengan kanselir Jerman untuk mengatur pertemuan seperti itu,” pungkasnya. (*)
(Kompas.tv)