Lucky Heng
Siapa Lucky Heng Komen Kebohongan Soal Geprek Bensu Masuk Paris Fashion Week 'Pembodohan Masyarakat'
Siapa sebenarnya Lucky Heng benarni angkat bicara saat heboh soal kebohongan Geprek Bensi masuk Paris Fashion Week.
@txtdrkuliner: Ayam geprek di acara fashion itu gimana konsepnya? Di Paris lagi.
@witsyah: Gini-gini gue bisa bedain mana paris fashion week atau fashion show di paris kwkw. Dari awal udah tau sebenarnya, cuman diem aja takut dibilang nggak support karya anak bangsa. Akhirnya kebuka juga kan semuanya, pikir aja deh sejak kapan PFW bawa kuliner, mana geprek bensu lagi.
@prlzsp: Geprek bensu daripada ikut-ikut ke paris, mending fokus aja sama arti geprek sesungguhnya dah.. benerin juga tuh SOP-nya, masa sambel cuma seuprit.
Hal tersebut langsung mendapat tanggapan keras dari Lucky Heng yang terang-terangan membongkar kebohongan besar.
Lucky Heng pun mengkritik keras hal ini.
"Agak sebel sama banyaknya brand Indonesia yang claim masuk Paris Fashion Week tahun ini,"
"Semua berani claim dan pakai nama 'Paris Fashion Week' tapi gak ada yang berani tag @parisfashionweek,"
"Sampai Binus, Geprek Bensu masuk PFW pula. Gila sih rekor ini, KKW Fenty Cartier saja belum pernah masuk PFW, malah dari Indonesia ada puluhan,"
"Informasi misleading ini cukup membodohkan masyarakat sebenarnya," tulisnya.
"The Official Paris Fashion Week hanya ada satu. Yaitu yang diselenggarakan oleh Federation Francaise de la couture. Jadwal officialnya juga hanya ada satu.
"Sisanya, banyak media dan agency yang memperjualbelikan slot tayang untuk memasukan jadwal 'palsu' ke kalender asli mengatasnamakan PFW seolah-oleh legit,"
"Sebagian brands yang ikut, menurut saya sebenarnya dalam hati mereka tahu sendiri dan aware, sehingga menulis 'Paris Fashion Show' instead," tulis Lucky Heng.
Melansir dari Tribun Seleb, Lucky Heng sendiri adalah seorang pengusaha sekaligus pendiri Toribank.
Toribank adalah media sosial sekaligus memorial digital untuk menyimpan foto keluarga, cerita, dokumen penting dan berharga serta hal-hal yang tak ternilai harganya dari generasi ke generasi. (*)