Minyak Goreng
Pedagang di Makassar Khawatir Kelangkaan Minyak Goreng Berlanjut Hingga Ramadan
Kelangkaan minyak goreng membuat pedagang gelisah. Bahkan mereka khawatir jika kondisi seperti ini terus terjadi hingga bulan ramadan.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kelangkaan minyak goreng membuat pedagang gelisah. Bahkan mereka khawatir jika kondisi seperti ini terus terjadi hingga bulan ramadan.
Seperti yang disampaikan oleh pedagang di Pasar Pabbaeng-baeng, Jl Sultan Alauddin Makassar, Heri.
Ia mengatakan sangat susah mendapat minyak goreng kemasan.
Terakhir, barangnya ditarik oleh sales, tapi hingga kini belum dikembalikan.
"Sudah diambil barang-barang lama, katanya mau dikembalikan tapi belum ada sampai sekarang," ucapnya kepada Tribun Timur, Selasa (1/3/2022).
Adapun minyak goreng kemasan yang didapat jumlahnya terbatas.
Tidak bisa menutupi permintaan masyarakat.
Di samping itu, harganya juga masih sangat tinggi, tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
"Minyak yang kami dapat itu bukan subsidi, jadi kami jual diharga Rp19 ribu atau Rp20 ribu per liter," bebernya.
Hal sama disampaikan oleh Hj Nurung, ia mengaku sudah lama tak menjual minyak goreng kemasan.
Ia lebih memilik untuk menjual minyak goreng curah dengan harga Rp14 hingga Rp15 ribu.
"Kalau minyak curah yang beli hanya penjual gorengan, yang lain tetap cari minyak kemasan," tuturnya.
Jika keterbatasan minyak goreng terus terjadi hingga bulan puasa, itu akan membuat pedagang dan pembeli menjerit.
Diketahui, krisis minyak goreng ini telah terjadi pada akhir 2021 lalu.
Masalah ini masih terus berlarut meski pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan.