Unismuh
Wakil Rektor II Unismuh Tawarkan 7 Strategi Pelestarian Bahasa Daerah, Apa Saja?
Arus globalisasi melalui media teknologi informasi menimbulkan kekhawatiran potensi punahnya Bahasa Ibu atau bahasa daerah.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sudirman
“Pada masa pandemi, interaksi lebih banyak dilakukan di dalam rumah, atau ruang lingkup keluarga. Momen bekerja dan belajar dari rumah seharusnya digunakan untuk berinteraksi menggunakan bahasa daerah ,” sarannya.
Secara lebih spesifik, Wakil Rektor II Unismuh ini menawarkan tujuh strategi.
Pertama, membiasakan diri memakai bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari.
Kedua, adanya pelajaran bahasa daerah dalam kurikulum sekolah.
Ketiga, menggiatkan acara TV lokal yang menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar.
Selanjutnya, menghidupkan bahasa daerah melalui lomba-lomba atau festival masyarakat
Strategi kelima, melibatkan pemerintah untuk melakukan penyuluhan tentang pentingnya melestarikan bahasa daerah.
Di Sulsel, telah terbit Pergub No. 79 Tahun 2018 tentang pembinaan bahasa daerah.
Keenam, yaitu menggunakan bahasa daerah pada saat di rumah.
Cara itu sebagai bentuk edukasi kepada anak terkait bahasa daerah.
Ketujuh, Dr Andi Sukri menyarakan bahasa daerah menjadi bagian dari muatan lokal di sekolah.
Dalam kegiatan ini terdapat beberapa pakar Bahasa yang menjadi narasumber.
Sebagai Pembicata utama, hadir Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek RI Prof Endang Aminudin Aziz PhD.
Pembicara lainnya, Ketua HPBI Sulsel Prof Anshari, dan Ketua Prodi S2 Linguistik Universitas Hasanuddin Ery Iswary.