Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kisah Arifin di Selayar

Cerita Arifin, PNS Satu-satunya di KUA Pasilambena Pulau Terluar Sulsel

Kepala KUA Pasilambena, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel, Muhammad Arifin, menjadi salah satu narasumber dalam talkshow Membumikan Agama.

Penulis: Firki Arisandi | Editor: Sukmawati Ibrahim
Dok Tribun Timur
Kepala KUA Pasilambena, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel, Muhammad Arifin, menjadi salah satu narasumber dalam talkshow Membumikan Agama 

TRIBUN-SELAYAR.COM, BENTENG - Kepala KUA Pasilambena, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel, Muhammad Arifin, menjadi salah satu narasumber dalam talkshow Membumikan Agama.

Talkshow ini ditayangkan langsung di kanal Youtube Tribun Timur, Rabu (23/2/2022) sore, dan dipandu oleh jurnalis Tribun Timur Hasim Arfah. 

Dalam kesempatan itu, Muhammad Arifin banyak diberikan kesempatan berbicara.

Pasalnya, banyak yang bisa digali dari Arifin perihal pengalamannya menjadi kepala KUA di pulau terluar Sulsel.

Tempat ia bertugas lebih dekat ke Flores dibandingkan ke Ibukota Selayar di Kecamatan Benteng.

Jika ke Benteng mereka harus menempuh perjalanan laut selama kurang lebih 18 jam saat cuaca normal, ke Flores hanya empat jam.

Belum lagi, kecamatan tempat ia bertugas wilayahnya terbagi menjadi dua kepulauan kecil lagi.

Ada Pulau Madu dan ada Pulau Karumpa. Ia sendiri berada di Desa Kalaotoa.

Saat diminta menceritakan pengalamannya bertugas di pulau terluar, Arifin membeberkan banyak hal menarik.

Apalagi ia adalah satu-satunya ASN di KUA Pasilambena.

"Mengingat di wilayah kami ini adalah kepulauan, ada beberapa pulau, sehingga pelayanan kami tidak hanya berpusat di kantor KUA tapi juga di wilayah wilayah kerja, termasuk di pulau pulau yang berada di bawah naungan wilayah Kecamatan Pasilambena," kata Arifin, memuluai ceritanya.

Layanan mereka di KUA Pasilambena, lanjut Arifin, tidak ada pungutan biaya sepeserpun.

Meskipun mereka mengadakan perjalanan ke pulau pulau melalui transportasi laut, semuanya melalui biaya KUA sendiri.

"Perjalanan kami dari kantor KUA di Desa Kalatoa, ada dua pulau yang terpisah, pulau madu kita perjalanan ke sana itu dua sampai tiga jam kalau cuaca baik. Tapi kalau cuaca buruk biasa sampai lima jam kita ke sana," lanjut Arifin.

"Kemudian yang satunya lagi, pulau Karumpa namanya, itu perjalanan ke sana kita sewa jolor namanya kalau di sini, itu sampai empat jam lima jam waktu normal, kalau cuaca buruk lebih lama lagi baru sampai," lanjutnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved