Mubes IKA Unhas 2022
IKA Fisip Unhas Buka Ruang Komunikasi ke Seluruh Kandidat Ketua IKA Unhas 2022
IKA Fisip Unhas juga mengungkapkan sampai sekarang belum ada kandidat yang disepakati, karena memang belum ada kandidat yang komunikasi secara resmi.
lihat foto
TRIBUN-TIMUR.COM - Hiruk pikuk persiapan Musyawarah Besar Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin 2022 mulai terasa.
Rencananya momentun yang cukup dinantikan bagi alumni kampus terbesar di Indonesia Timur akan digelar di Hotel Four Point dan di kampus Unhas, pada Maret 2022.
Selain persiapan musyawarah, temu ilmiah dan jalan santai.
Pemilihan Ketua Umum IKA Unhas merupakan salah satu agenda dalam mubes ini.
Sosok pengganti Jusuf Kalla kini telah banyak disebut-sebut, ada beberapa nama yang mencuat seperti Ketua IKA Teknik Haedar AK yang juga Dirut PT Nindya Karya.
Lalu Ketua IKA Hukum Syahrul Yasin Limpo yang kini menjabat sebagai Menteri Pertanian RI.
Kemudian Andi Amran Sulaeman Owner PT Tiran yang juga pernah menjabat Menteri Pertanian.
Anggota DPR RI Suhardi Duka dan Andi Ina Kartikasari yang kini menjabat Ketua DPRD Sulsel.
Semua merupakan alumni Unhas yang terbaik yang telah berkiprah di bidangnya masing-masing.
Sebagai salah satu pemilik suara terbesar dalam Mubes ini, IKA Fisip tentu nantinya akan menentukan pilihan terhadap siapa yang akan menjadi pelanjut kepemimpinan IKA Unhas ke depan.
Wakil Ketua IKA Fisip Unhas, Muhlis Madani berharap yang menjadi Ketua IKA Unhas ke depan adalah alumni yang mampu mengakomodir seluruh kepentingan alumni.
"Membuat Unhas menjadi lebih baik dan bisa bersaing dengan alumni perguruan tinggi di seluruh Indonesia," katanya via rilisnya, Kamis (10/2/2022).
"Tentu Calon Ketua yang mempunyai visi dan misi jelas dan realistis sejalan dengan visi kampus merdeka dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan," jelasnya.
Selain itu, IKA Fisip Unhas juga mengungkapkan sampai sekarang belum ada kandidat yang disepakati, karena memang belum ada kandidat yang komunikasi secara resmi.
"Secara kelembagaan IKA Fisip Unhas tentu punya mekanisme organisasi dalam menentukan siapa yang akan didukung dan kemudian dipilih nantinya, bisa jadi nama-nama yang ada ataupun mendorong kader/alumni Sospol sendiri," katanya.
