AKP Novandi Arya Kharisma
6 Fakta Baru Kecelakaan Maut Tewaskan AKP Novandi Arya - Fatimah: Data Gigi dan Cincin Jadi Petunjuk
ejumlah fakta baru terungkap dari kasus kecelakaan maut yang menewaskan AKP Novandi Arya Kharisma dan Fatimah alis Sis Zahra.
TRIBUN-TIMUR.COM - Sejumlah fakta baru terungkap dari kasus kecelakaan yang menyebabkan sebuah mobil sedan Toyota Camry berplat nomor B 1102 NDY terbakar terjadi di Senen, Jakarta Pusat, Senin (7/2/2022) dini hari.
Kecelakaan maut itu menewaskan AKP Novandi Arya Kharisma dan Fatimah alis Sis Zahra.
AKP Novandi Arya Kharisma merupakan perwira pertama Polri yang menjabat Kasat Polairud Polres Kutai Kartanegara, sedangkan Fatimah merupakan politisi Partai Solidaritas Indonesia atau PSI.
Jenazah keduanya telah dimakamkan di daerah berbeda.
AKP Novandi Arya Kharisma dimakamkan di Jakarta, sedangkan Fatimah dimakamkan di Jambi.
Terkait dengan kasus tersebut, berikut ini sejumlah fakta baru:
1. Polisi hentikan penyidikan
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menghentikan penyidikan kasus kecelakaan tunggal itu.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, penyidik penyidik dari Subdit Gakum Ditlantas Polda Metro Jayatelah mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan atau SP3.
Baca juga: Momen Sedih Gubernur Kaltara Zainal Arifin Pandangi Mobil yang Tewaskan Anaknya AKP Novandi Arya
2. Fatimah jadi tersangka
Lebih lanjut, Kombes Sambodo Purnomo mengatakan dihentikannya penyidikan ini kerena tersangka kecelakaan tunggal yakni Fatimah telah meninggal dunia.
Fatimah ditetapkan sebagai tersangka lantaran lalai mengemudikan mobil Toyota Camry dengan nomor polis B 1102 NDY, sehingga mengakibatkan kecelakaan tunggal yang menyebabkan penumpang AKP Novandi Arya Kharisma sekaligus putra sulung putra Gubernur Kalimantan Utara Brigjen Pol (Purn) Zainal Arifin Paliwang meninggal dunia.
Penetapan Fatimah sebagai tersangka ini berdasarkan keterangan saksi dan barang bukti yang ditemukan di mobil, yakni sepatu wanita, tas wanita, dan lipstik yang berada di bawah kursi sebelah kanan atau jok pengemudi.
3. Identifikasi pakai data gigi
Polisi menyebutkan bahwa ada dua korban jiwa yang terjebak di dalam kendaraan dan ikut terbakar.
Awalnya polisi sempat mengalami kesulitan mengetahui identitas korban kecelakaan lantaran korban mengalami luka bakar 100 persen.
Namun, polisi melakukan identifikasi menggunakan data gigi guna mengetahui identitas korban.
Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Didiet Setiobudi menyampaikan, kepolisian memiliki data gigi atau odontogram setiap anggota, sehingga pada saat identifikasi ditemukan kecocokan hasil pemeriksaan dengan data yang telah dimiliki.
Selain itu, lanjut Didiet, kepolisian juga memeriksa rekam medis DNA korban.
• Ramai Dicari Netizen, Ini Sosok Suami Fatimah, Kader PSI yang Ikut Tewas Bersama AKP Novandy Arya
Dari situ, diketahui bahwa benar korban tewas tersebut adalah AKP Novandi Arya Kharisma.
Setelah mendapatkan kepastian data identitas korban, jenazah langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
4. Berkat cincin dan luka bekas operasi
Jenazah Fatimah teridentifikasi berkat cincin dan luka bekas operasi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol E Zulpan menjelaskan, tim DVI melengkapi data postmortem dan antemortem dari hasil identifikasi, lalu mencocokkannya dengan barang yang melekat di tubuh korban.
"Jadi dicocokan dengan properti barang melekat tubuh korban yaitu cincin," ujar Kombes Pol E Zulpan dalam keterangannya, Rabu (9/2/2020).
Selain itu, kata mantan Kabid Humas Polda Sulsel itu, tim juga mencocokkan data hasil identifikasi yang didapatkan dengan rekam medis Fatimah dari pihak keluarga.
Dari situ, penyidik menyimpulkan bahwa data yang didapatkan identik dengan identitas Fatimah.
"Keterangan dari keluarga yang bersangkutan pernah lakukan operasi, sesuai hasil data postmortem terdapat luka operasi," ungkap Kombes Pol E Zulpan.
"Bisa disampaikan korban kedua atas nama Fatimah, jenis kelamin wanita," sambungnya mengatakan.
4. Kecelakaan di masa pendidikan
Saat kecelakaan terjadi, AKP Novandi Arya Kharisma sedang dalam masa pendidikan.
Dia melakukan perjalanan ke Jakarta dalam rangka mengikuti Pendidikan Juruan (Dikjur) Polair.
Masa pendidikan itu disebut bakal berlangsung selama satu bulan penuh di Jakarta.
Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Yusuf Sutejo menyampaikan, AKP Novandi Arya Kharisma berangkat dari Kaltim ke Jakarta pada 10 Januari lalu dan berada di Jakarta sampai 10 Februari 2022, setelah mengajukan surat keberangkatan dinas ke Polda Kaltim.
5. Jabat Kasat Polairud
AKP Novandi Arya Kharisma menjabat Kasat Polairud (Polisi Perairan dan Udara) di Polres Berau selama 4 bulan, terhitung sejak Oktober 2021.
Kemudian, ia dimutasi menjadi Kasat Polairud Polres Kutai Kartanegara.
"Sebelum pindah ke Polres Berau, almarhum sempat bertugas di Polda Kaltim sebagai staf Biro Rena (Rencana kerja)," ujar Yusuf.
Selama bertugas, kata Yusuf, almarhum menyelesaikan semua tugas dengan baik.
Sementara itu, Kasat Reskrim AKP Ferry Putra Samodra menyebutkan, selama di Polres Berau, Novandi bersikap rendah hati (humble) kepada semua rekan kerja. "
Pokoknya beliau baiklah. Humble juga berprestasi," kata Ferry.
6. Ikuti jejak sang ayah
Selama di Samarinda, AKP Novandi Arya Kharisma juga sempat melanjutkan pendidikan Magister Ilmu Adminisrasi Negara di Universitas Mulawarman.
Dia juha menjadi polisi lantaran mengikuti jejak karier sang ayah, Zainal Arifin Paliwang yang kini jadi Gubernur Kaltara.
Sebelum pensiun, Zainal Arifin Paliwang berpangkat Brigjen dengan jabatan terakhirnya Analis Kebijakan Utama bidang Pidum Bareskrim Polri.
Dalam masa kariernya, Zainal Arifin Paliwang sempat menjadi Wakapolda Kaltara periode 2018-2020.