Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Selain Covid-19, Warga Maros Juga Diserang Demam Berdarah Dengue

Mengantisipasi makin menjamurnya pasien demam berdarah, dinas kesehatan akan melakukan penyelidikan epidemiologi.

Istimewa
Beda Tipis hingga Bisa Bikin Salah Diagnosis, Kenali Perbedaan Gelaja Virus Corona dengan DBD 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Selain kasus virus corona, kasus demam berdarah dengue (DBD) juga meningkat di Maros awal 2022.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Maros dr Muhammad Yunus menjelaskan tercatat sebanyak 23 warga Maros terserang DBD hingga pada Senin (7/2/2022) kemarin.

“Peningkatan dari Desember ke Januari cukup tinggi, dari 13 kasus jadi 22 kasus, kemudian awal Februari ada satu kasus lagi, jadi ada 23 orang terkena DBD hingga saat ini, dan satu orang dirawat di rumah sakit,” jelasnya.

Mengantisipasi makin menjamurnya pasien demam berdarah, dinas kesehatan akan melakukan penyelidikan epidemiologi.

"Fogging itu langkah terakhir, tim Puskemas akan melakukan epidemiologi terlebih dulu pada sekira 100 rumah dari kasus terkena DBD untuk melakukan pemeriksaan jentik, jika ditemukan jentik baru akan dilakukan Fogging,” jelasnya.

Yunus mengatakan, perubahan cuaca memang bisa membawa penyakit jika masyarakat tidak siaga.

Salah satu yang harus diwaspadai adalah demam berdarah.

Baca juga: Waspada! 19 Warga Maros Positif Virus Corona Varian Delta

Baca juga: 4.561 Anak Usia 6-11 Tahun di Palopo Belum Disuntik Vaksin

“DBD merupakan penyakit musiman, setiap musim hujan, nyamuk jentik berada di air tergenang, air yang tidak menyentuh tanah dan lantai,” ujarnya.

Yunus mengakui kasus DBD merata di seluruh kecamatan di Maros.

Petugas Dinkes Kabupaten Mamuju lakukan fogging di Desa Pokkang pasca sejumlah anak terjangkit DBD
Petugas Dinkes Kabupaten Mamuju lakukan fogging di Desa Pokkang pasca sejumlah anak terjangkit DBD (Nurhadi/tribun-mamuju.com)

“Namun kasus yang terbanyak itu ada di wilayah yang pada penduduk, seperti Mandai Turikale, dan Marusu,” katanya.

Sementara penderita DBD berada di rentang usia anak anak dan dewasa.

Kendati demikian, ia mengimbau warga waspada dan mengantisipasi terjadinya penyebaran penyakit demam berdarah.

“Teruslah melakukan 3M, bersihkan pohon yang ada di sekitar rumah dan melakukan kerja bakti,” ujarnya.

Sementara Bupati Maros Chaidir Syam mengimbau masyarakat untuk meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan rumah.

“Memang setiap memasuki musim hujan, biasanya akan ada kasus demam berdarah, makanya kita imbau masyarakat untuk terus menjaga kebersihan lingkungan,” ungkapnya.

Baca juga: Petani Padi Bontorappo Jeneponto Terancam Gagal Panen, Andi Baso: Percuma Ada Bendungan Karalloe

Baca juga: Kok Bisa Warga Maros yang Sudah Vaksinasi Hingga Dosis Kedua Masih Terpapar Covid-19?

Ia akan segera melakukan Fogging secara massal.

“Fogging di lokasi yang terkena DBD, perumahan padat penduduk, dan melakukan pembersihan di sekolah sekolah,” ujarnya.(TribunMaros.com)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved