Liga 1
Protes Saat Tak Ada Liga, Kini Jadi Kluster Covid-19, Suporter Persib & PSM Soroti Prilaku Pemain
Puluhan pemain dan offcial klub Liga 1 Indonesia 2021/2022 terkonfirmasi positif Covid-19 laga PSM Makassar vs Persib pun harus ditunda
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kasus Covid-19 terjadi di kompetisi Liga 1 2021-2022.
Kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia Liga 1 2021/2022 telah memainkan seri ke empat di Bali.
Berdasarkan data PT Liga Indonesia Baru ( PT LIB ) per hari Senin (1/2/2022) ada 68 pemain dan ofisial klub terjangkit Covid-19.
Jumlah ini terus meningkat, apa lagi laga PSM Makassar vs Persib Bandung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Rabu (2/2/2022) malam harus ditunda.
Persib kekurangan pemain untuk bertanding. Hanya 13 pemain siap bermain. Sementara di aturan Pasal 52 Ayat 7 minimal 14 pemain dari klub yang siap bertanding.
Baca juga: Klasemen Liga 1 : Bali United Geser Persebaya & Persib Usai Tekuk Persikabo yang Tampil Pincang
Baca juga: Persija Sumbang 5 Pemain PSM Tanpa Wakil di Timnas U-23, Eks Pelatih Ungkap Penyebabnya
Membahas hal tersebut Jurnalis Tribun Timur, Alfian Taufik, memandu Bincang Bola dengan Tema “Liga 1 Jadi Kluster Covid-19" menghadirkan perwakilan suporter PSM dan Persib, Kamis (3/2/2022).
Kedua narasumber yang hadir yakni perwakilan Komunitas VIP Utara (KVU) PSM, Sulyadi Abbas dan perwakilan Viking Sulsel, Taufik Adi Putra.
Sulyadi menyebut penundaan pertandingan ini sudah menjadi luar biasa.
Ada kekecewaan dengan penundaan laga PSM vs Persib.
“Meningkatnya kasus Covid-19 menimpa pemain karena ada kelalaian dilakukan manajemen sehingga pemain terkena Covid-19,” ucapnya.
“Harusnya, manajemen meningkatkan pengawasan terhadap pemain. Pasti kecil kemungkinan pemain terkena Covid-19. Pemain tidak dibiarkan ke mana-mana,” sambungnya.
Sementara itu suporter Persib, Taufik Adi Putra menyebut perlu perhatian khusus dari manajemen klub dengan banyaknya pemain terjangkit Covid-19.
Menurutnya baru-baru ini di media sosial, sejumlah pemain ketahuan berada bukan di tempat seharusnya (red, pantai, tempat keramaian).
“Dulu pemain ramai-ramai unggah status kami siap main. Sekarang pertandingan sudah di mulai, pemain bebas bepergian.”
“Jadi bagi saya bukan soal lokasi, tapi kembali lagi ke tiga elemen tadi benar-benar mentaati prosedur yang ada,” ucapnya.