Jaringan Organisasi Terlarang di Sulsel
Disebut Berafiliasi Organisasi Terlarang, Ini Profil Ponpes Darul Huffadh Tuju-Tuju Bone
Total ada 13 pondok pesantren yang disebut dalam pesan berantai yang beredar dan paparan file pdf Badan Nasional Pananggulangan Terorisme (BNPT).
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Saldy Irawan
"Polisi harus usut tuntas penyebab selebaran ini, karena ini sudah mencemarkan nama baik pondok pesantren kami," jelasnya.
Sebab, kata Sa'dia, semenjak Pondok Pesantren Darul Huffadh Tuju-tuju berdiri pada 1975, pihaknya mengaku kerap berkoordinasi dan bekerja sama dengan aparat kepolisian serta pemerintah setempat.
"Santri dan santriwati kita saat ini sudah 2000an lebih, kita juga sering kok bekerja sama dengan pemerintah di Bone," terangnya.
Berikut profil singkat Pondok Pesantren Darul Huffadh Tuju-Tuju Bone yang pernah diterbitkan TribunBone.com.
Pondok Pesantren Darul Huffadh Tuju-Tuju berdiri pada 7 Agustus 1975.
Pesantren ini didirikan oleh KH Muhammad Said yang lebih dikenal dengan nama Lanre Said.
Lokasinya berada di Kampung Tuju-Tuju, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dari Kota Watampone harus menempuh jarak 66 kilometer.
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Huffadh Tuju-Tuju, Ustaz Saad Said mengatakan pendirian pondok pesantren ini tak lepas dari ilham melalui mimpi yang diterima sang pendiri KH Lanre Said di tahun 1962.
Dalam mimpinya, beliau melihat sebuah lampu petromaks. K.H Lanre Said pada awalnya selalu mempertanyakan apa yang menjadi takbir dalam mimpinya.
Ia membutuhkan waktu untuk membaca makna dari ilham yang diterima.
Hingga suatu waktu, beliau membaca makna bahwa harus mendirikan lembaga pendidikan dalam bentuk pesantren.
Namun, ia belum tahu di mana lokasi pesantren akan didirikan.
"Lampu petromaks di atas gunung bilala beliau maknai sebagian lembaga pendidikan dalam bentuk pesantren karena dia melihat sebuah cahaya.
Cahaya ini dimaknai sebagai Alquran. Dengan adanya cahaya, apa yang digerakkan dan diterapkan pesantren ini didasarkan pada Alquran," jelasnya Selasa (20/10/2020).
Jadi, kata dia, K.H Lanre Said mendirikan pesantren bukan keinginan pribadinya. Beliau mendirikan pesantren karena melihat ini sebagai sebuah perintah.