Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pameran Mukti Negeriku

Mengenal Pameran Mukti Negeriku! Perjuangan Sultan Agung Melalui Goresan S Sudjojono

Dalam talkshow ini juga terungkap latar belakang pameran ini digelar, yang kita tahu saat ini masih di tengah pandemi.

Penulis: Ivan Ismar | Editor: Saldy Irawan
tribuntimur.com
screenshot talkshow pameran "Mukti Negeriku! Perjuangan Sultan Agung melalui Goresan S Sudjojono, Jumat (21/1/2022).   

TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - S Sudjojono Center, Tumurun Private Museum, dan Kompas Gramedia menggelar talkshow Pesona Indonesia, pameran "Mukti Negeriku!
Perjuangan Sultan Agung melalui Goresan S Sudjojono, Jumat (21/1/2022).

Talkshow menghadirkan Maya Sudjojono (S Sudjojono Center),  Iwan Kurniawan Lukminto (Pendiri Tumurun Museum), Glory Oyong (Direktur Corporate Communication Kompas Gramedia) dan Santy Saptari (Kurator Pameran Mukti Negeriku). Dipandu Harya Bima.

Dalam talkshow ini juga terungkap latar belakang pameran ini digelar, yang kita tahu saat ini masih di tengah pandemi.

Pameran Mukti Negeri Ku ini sudah belrangsung sejak Agustus 2021 hingga Februari 2022.

Sekitar 5.000 orang sudah berkunjung sejak pameran ini dilaksankan dalam lima bulan ini di Tumurun Private Museum, Surakarta.

Mukti Negeriku adalah pameran yang menampilkan reproduksi salah satu mahakarya Sudjojono, lukisan Pertempuran antara Sultan Agung dan Jan Pieterszoon Coen, koleksi Museum SejarahJakarta.

Lukisan ini dipesan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin untuk peresmian pembukaan museum tersebut pada tahun 1974.

Sudjojono juga menghasilkan puluhan sketsa dalam persiapan pembuatan lukisan tersebut. 

Sejumlah 38 buah sketsa-sketsa studi lukisan Sultan Agung, yang kini menjadi koleksi Tumurun Museum, dipamerkan secara lengkap untuk pertama kalinya di Indonesia di
dalam pameran ini.

Maya bercerita, ia pertama kali bertemu dan mengobrol bersama Iwan dan Mira pada Agustus 2019.

Dalam pertemuannya itu, Maya melihat Iwan dan Maya, adalah dua kolektor yang cinta dengan seni dan sungguh-sungguh melihat budaya Indonesia.

Di sisi lain, alu kita melihat bahwa institusi Tumurun Meseum ini visi misinya sejalan dengan S Sudjojono Center.

Yaitu meningkatkan dan ingin mengembangkan kebudayaan dan memberi pengetahuan kepada generasi muda tentang kesenian.

"Saya mampir kesini, saya senang Tumurun Museum luar biasa dikelola Wawan dan bu Mira, saya mampir di Mangkunegaran, saya baru ngeh, bahwa Sultan Agung itu trah awalnya dari Solo," kata Maya.

Baru kemudian kata dia, pecah jadi beberapa, kesultanan jogja, Kadipaten Mangkunegaran, Sunan Surakarta dan Kadipaten Pakualam.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved