Tribun VIP
Firdaus Muhammad: Tribun Timur Selalu Beri 'Panggung' Siapapun Tanpa Pandang Latar Belakang
Akademisi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Firdaus Muhammad mengenang perjalanan 18 Tribun Timur menyajikan informasi.
6. Bagaimana dengan orang-orangnya?
Saya Sering diskusi dengan Kak Dahlan, Thamzil, Kambie, ketika ngobrol santai saya kadang berpikir, sungguh secepat itu mereka berpikir.
Thamzil ketika kita diskusi dia sudah pikirkan dan melakukan sesuatu yang belum kita pikirkan.
Itu bukan hanya person, tapi juga kolektif, adaptasi, tidak perlu ke kantor untuk melaporkan beritanya, tapi kecepatan dan volume berita mereka harus setor.
Itu bisa bertambah karena mereka diberi ruang lebih leluasa, misalnya di warung kopi, peristiwa biasa saja, tapi begitu disiarkan bernilai, banyak hal membuat masyarakat suka berita ringan-ringan, di situ ada nilai entertein, kalau Tribun awal-awal biasa keras karena tidak tanggung-tanggung dengan risiko, bagaimana ketika langganan, pemerintah, pemprov, pemkot, itu tidak perhitungankan karena lebih dijaga trush pembaca, ada resiko diambil tapi kalkulasi ke depan, boleh saja oplah putus, tapi kita berpihak pada pembaca, ada hal sederhana sekali Tribun, soal WC.
Saya berpikir iya iya, instansi yang diberitakan tiba-tiba fokus benahi setelah jadi HL di Tribun, topleader ambil kebijakan bersihkan, melakukan karena ada kekhawatiran.
Orang tidak pernah terpikirkan, ketika dibawa ke HL, jadi berita utama itu dahsyat sekali,
Pantai suka pacar-pacaran, fotografer, tunggui, deskripsikan jamnya, sadarkan banyak orang tua, jadi memang kita tidak tahu siapa pelakunya, tapi itu sadarkan banyak orang, utamnya bagi orang tua, ini kontrol sosial itu dahsyat, pernahkah orang pikirkan untuk diberitakan jadi HL.
Ketika itu jadi halaman pertama benar-benar warnai kebijakan dari pemerintah.(*)
Baca juga: Pilwali Makassar Dinamis, Firdaus Muhammad: Balon Wali Kota Tersandra
Baca juga: Nasdem Sulsel Mau Koalisi dengan Golkar di Pilkada Serentak, Firdaus Muhammad: Cari Aman