Pantai Merpati
Tempat Tinggalnya Akan Digusur Pemerintah, Warga Pantai Merpati Bulukumba: Buka Mata Hatinya!
Warga pesisir Pantai Merpati Bulukumba, di Kelurahan Bentenge, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan memilih bertahan.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Warga pesisir Pantai Merpati Bulukumba, di Kelurahan Bentenge, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan memilih bertahan.
Mereka memilih bertahan, meski pemerintah telah meminta mereka untuk mengosongkan lokasi itu.
Pasalnya, tempat tinggal mereka akan ditata pemerintah.
Nantinya, Pantai Merpati akan menjadi pusat keramaian di Bulukumba, mirip Pantai Losari di Kota Makassar.
Sampai hari ini, Senin (17/1/2022), mereka masih bertahan.
Padahal pemerintah memberikan waktu hanya hingga Sabtu (15/1/2022).
Demikian disampaikan Front Perjuangan Rakyat atau FPR Bulukumba, Abdul Salman.
Ia mengatakan masyarakat Pantai Merpati memilih bertahan.
"Saat ini masyarakat masih bertahan dan berjaga. Masyarakat tadi malam sepakat untuk membuat posko aduan di kawasan Pantai Merpati samping kantor Dinas Perikanan Bulukumba,” kata Abdul Salman.
Sebelumnya, keseriusan masyarakat Pantai Merpati untuk bertahan dibarengi dengan tindakan bersama.
Mereka menyampaikan penolakan melalui aksi penolakan yang digelar di depan kantor Bupati Bulukumba Kamis (13/1/2022) lalu.
Baca juga: Kasian! Warga Pantai Merpati Bulukumba Diminta Bongkar Rumah Gegara Ini
Baca juga: Golgol Mebrahtu Ikun Main Lawan Persik? Jawaban Pelatih PSM Joop Gall
“Saya mohon pemerintah buka mata hatinya melihat warga. Tempat tinggal yang layak dan tempat mencari nafkah setiap harinya, cuma itu yang kami minta. Kerja bukan dicerita, jangan dibongkar baru dicerita,” teriak Hasna.
Selain itu, di hari yang sama, aksi penolakan penggusuran Pantai Merpati juga terjadi di Depan Gedung DPRD Sulawesi Selatan.
Koordinator aksi, Iqbal mengatakan, aksi tersebut sebagai bentuk support mahasiswa Makassar kepada warga Kabupaten Bulukumba yang bermukim di Pantai Merpati.
“Kita sama-sama melihat Pemkab Bulukumba betul-betul ingin menyengsarakan rakyat,” teriak Iqbal dalam orasinya.
Diketahui, upaya penggusuran terhadap masyarakat pesisir pantai Merpati Bulukumba, sebelumnya juga pernah terjadi pada tahun 2014 dengan program Water Front City.
Namun program tersebut terhenti karena terjadi penolakan masif oleh masyarakat.
Pada tahun ini, pemkab Bulukumba kembali berupaya melakukan penggusuran.
Dengan dalih revitalisasi atau penataan kembali pesisir Pantai Merpati, nantinya akan dijadikan sebagai pusat penjualan makanan atau oleh-oleh khas Bulukumba.
Sementara itu, realisasi penataan kawasan Pantai Merpati Kabupaten Bulukumba paling lambat dimulai pada bulan April 2022.
Baca juga: Murid SD di Kabupaten Takalar Mulai Divaksin Covid-19
Baca juga: Benarkah Kemiskinan Sulsel Turun di Masa Kepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman? Simak Penjelasan BPS
Pemerintah Kabupaten Bulukumba menyiapkan sekitar Rp10 miliar untuk penataan kawasan Pantai Merpati.
Kepala Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan (DPPP) Kabupaten Bulukumba, Djunaedi Abdillah mengungkapkan, bahwa penataan Pantai Merpati sebagai upaya peningkatan ekonomi dan pendapatan asli daerah (PAD).
"Perencanaannya itu kuliner dan parkir, beberapa bangunan kuliner akan kita buat serta tempat parkir yang memadai," papar Djunaedi.
Menurutnya, ditatanya Pantai Merpati dan dijadikan sebagai pusat kuliner akan menyerap tenaga kerja.
Pasalnya ada banyak masyarakat yang dapat diberdayakan.
Kendati demikian, menurutnya sampai saat ini desain Pantai Merpati masih berbentuk draf atau rancangan sementara baru akan ditetapkan oleh konsultan perencana.
Djunaedi menyampaikan bahwa proses tender proyek penataan Pantai Merpati akan dimulai pada Februari tahun ini.
"Kesiapan anggaran dulu sekarang sudah siap, sekarang ini sisa mau ditunjuk siapa pejabat pembuat komitmennya, siapa yang mau mengusulkan ke KPBJ, setelah itu dilakukan proses lelang konsultan perencana," urainya.
"Konsultan pemenang ini akan melakukan desain berdasarkan anggaran yang tersedia, setelah itu lelang fisik. Setelah lelang fisik baru mulai bekerja," lanjutnya.
Pekerjaan fisik ditargetkan dimulai paling lambat pada April 2022, sementara proses pekerjaan ditargetkan selesai tahun 2022.
"Tahun ini ditargetkan selesai, artinya sudah bisa dinikmati oleh masyarakat khususnya Kabupaten Bulukumba," pungkasnya. (TribunBulukumba.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi