Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kopassus

Cerdiknya Pasukan Kopassus, Taklukkan 3.000 Pemberontak Kongo Bermodal Kain Putih dan Bawang

Pasukan khusus ini telah memiliki banyak pengalaman baik dalam negeri maupun di luar negeri.

Editor: Muh. Irham
Tribunnews
Anggota Kopassus TNI AD 

TRIBUN-TIMUR.COM - Salah satu satuan di tubuh TNI AD adalah Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Nama satuan ini sudah tidak asing di telinga sebagian warga Indonesia.

Pasukan khusus ini telah memiliki banyak pengalaman baik dalam negeri maupun di luar negeri.

Masuk sebagai anggota Kopassus pun bukan hal yang gampang.

Pernyataan tersebut disampaikan saat ia menjalani tahap latihan anti-teror dari Kopassus untuk bisa mendapatkan brevet dan baret Korps Baret Merah.

Baca juga: 3 Brevet KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dari Kopassus Diterjunkan dari Udara

Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Turun Tangan, Ganjaran Diterima Prajurit Kopassus Gegara Bentrok Vs Brimob

"Ini sudah sebagian saya lewati dan memang latihan sangat berat. Ini menunjukkan tidak mudah menjadi prajurit Kopassus," ujar Dudung di Mako Kopassus, Jakarta, Selasa (21/12/2021).

Kopassus milik TNI AD
Kopassus milik TNI AD (Hobby militer)

Selain itu, kemampuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memang tak bisa dianggap enteng.

Komando pasukan baret merah itu menjadi salah satu pasukan elit yang paling berbahaya yang dimiliki TNI AD bahkan di segani di dunia.

Melansir dari Intisari, salah satu prestasi Kopassus adalah berhasil mengalahkan pemberontak Kongo.

 

Saat itu strategi Kopassus kalahkan ribuan pemberontak Kongo menunjukkan kecerdikan pasukan baret merah andalan TNI.

Kopassus saat itu hanya menggunakan strategi sederhana yang membuat ribuan pemberontak Kongo menyerah tanpa adanya baku tembak.

Baca juga: Dulu Tembak Mati 4 Pembunuh Sahabat di Lapas Lalu Dipecat dari Kopassus, Nasib Serda Ucok Sekarang

Keberhasilan misi Kopassus kala itu menunjukkan jika Kopassus tak hanya ahli dalam bertempur, tapi juga ahli dalam mengatur strategi.

KETIKA Presiden Joko Widodo melepas 850 Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menjalankan misi perdamaian di Kongo dan Lebanon beberapa waktu lalu.
KETIKA Presiden Jokowi melepas 850 Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menjalankan misi perdamaian di Kongo dan Lebanon beberapa waktu lalu. (Ist/Tribunnews.com)

Mengutip dari Kompas.com, Kopassus saat itu jadi bagian dari Kontingen Garuda III di Kongo 1962-1963.

Kongo saat itu tengah dilanda konflik mencekam akibat adanya pemberontak yang merajalela di negara tersebut.

Tak disangka markas pasukan Garuda III di sana saat itu tiba-tiba diserang para pemberontak yang merasa terusik terhadap kehadiran pasukan Garuda III.

Setidaknya ada 2000 pemberontak menyerang secara tiba-tiba markas Garuda III yang hanya dihuni 300 orang.

Baku tembak yang cukup sengit membuat sejumlah pasukan Garuda III mengalami cedera ringan.

PASUKAN TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Kongo Afrika
PASUKAN TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Kongo Afrika (Dokumentasi Puspen TNI)

Menjelang subuh, para pemberontak pun mengehentikan serangannya hal itu tak membuat pasukan Garuda III tinggal diam.

Sekitar 30 anggota Kopassus pun diturunkan menjadi tim paling depan untuk melancarkan strategis mereka.

Pagi hari, sebanyak 30 anggota Kopassus ini memulai perjalanan menuju lembah mematikan, disebut 'no man's land' atau kawasan tak bertuan di atas kekuasaan pemberontak.

Ke 30 anggota Kopassus ini menyamar menjadi warga Kongo dengan membawa bakul sayuran, kambing, dan sapi.

Mereka berjalan menyusuri danau.

Baca juga: Awal Mula Lahirnya Kopassus TNI AD, Nama Prabowo Subianto Pernah Tercatat Jadi Komandan Baret Merah

Setelah matahari terbenam, mereka memantapkan strategi penyerangan sambil beristirahat di tepi danau.

Strategi cerdik Kopassus pun dilakukan tanpa diawali gempuran bom.

Tepat pukul 12 malam, mereka membungkus diri menggunakan kain putih di atas kapal hitam.

Kain putih itu pun melayang-layang terterpa angin malam.

Semerbak bawang putih tercium dari sosok mereka yang melayang-layang bak hantu gentayangan.

Pasukan Garuda TNI di Kongo
Pasukan Garuda TNI di Kongo (Dokumentasi Puspen TNI)

Mereka sengaja menyamar menjadi hantu untuk menundukkan pasukan pemberontak itu.

Pasalnya, pemberontak itu percaya dan sangat takut pada hantu putih.

Hal itulah yang dimanfaatkan anggota Kopassus untuk memberikan serangan ampuh.

Terbukti, saat 'hantu putih' itu mendekat menerobos pintu masuk, para pemberontak gemetar ketakutan.

Dalam waktu 30 menit saja, markas pemberontak pun terkuasai.

Sebanyak 3.000 pemberontak menyerah tanpa adanya baku tembak.

Memang terlihat mustahil, Panglima PBB Kongo Letjen Kadebe Ngeso pun seakan tak percaya dengan strategi cerdik prajurit Kopassus milik TNI AD itu.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved