Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

KKB Papua

Pimpinan KKB Papua Egianus Kogoya Kini Jarang Tampil, Stuasi Nduga Pun Makin Kondusif

Kondisi ini menimbulkan spekulasi jika Egianus Kogoya, pimpinan KKB Papua yang bermarkas di Nduga, sudah tidak eksis lagi.

Editor: Muh. Irham
Tribunnews.com
Egianus Kogoya pimpinan KKB Papua yang paling ditakuti. Tapi keluarganya ditembak mati oleh KKB lain 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sejak beberapa pekan terakhir, kondisi di Kabupaten Nduga, Papua, mulai kondusif. Tak ada lagi teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya.

Kondisi ini menimbulkan spekulasi jika Egianus Kogoya, pimpinan KKB Papua yang bermarkas di Nduga, sudah tidak eksis lagi.

Kapolres Nduga AKBP I Komang Budiartha mengungkapkan eksistensi KKB pimpinan Egianus Kogoya saat ini telah menurun.

Namun tidak menutup kemungkinan meningkatkan di kemudian hari.

"Ya saat ini seperti dilihat tidak ada aksi dari mereka," kata Komang, melansir dari Tribun Papua dalam artikel 'Eksitensi KKB Pimpinan Egianus Meredup, Ini Penjelasan Kapolres Nduga'.

Baca juga: KKB Papua Pecah Kongsi, Keluarga Bos Perusuh Egianus Kogoya Ditembak Mati oleh Kelompok Lain

Baca juga: Egianus Kogoya dan Lekagak Telenggen Masih Paling Ditakuti di Papua, Strategi Menyerang Berbeda

Meski tidak ada aksi, namun pihaknya tetap konsisten dalam pengawasan serta membangun koordinasi dengan satgas yang ada.

"Kami terus bangun komunikasi dengan rekan-rekan di Nduga, termasuk para tokoh yang ada," ujarnya.

Diketahui eksistensi KKB pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga mulai mencuri perhatian publik pada medio 2018.

 
Dimana Egianus Kogoya cs telah membunuh 19 pekerja jalan Trans Papua dari PT Istaka Karya.

Selain itu sepanjang medio 2019 hingga 2020 kelompok Egianus cs terus melakukan aksi penyerang baik terhadap warga sipil hingga aparat gabungan.

Terakhir, aksi KKB tersebut yakni melakukan penyerangan terhadap Pos TNI dari Satun Yon 751 di Distrik Mapenduma.

Dari aksi tersebut, satu perwira TNI berpangkat Letda mengalami luka tembak.

Sosok Egianus Kogoya

Sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya diduga bertanggung jawab atas teror di Nduga.

Baca juga: Cerita Kampung Mati di Nduga, Warga hingga Tenaga Medis Pergi Karena Takut Diteror KKB Papua

Tiga personel TNI mengalami luka akibat baku tembak dengan mereka di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (6/7/2021).

Mereka juga melukai dua prajurit TNI dari Yonif 751/VJS dalam baku tembak di Distrik Mapnduma, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (13/7/2021).

Lantas, seperti apa sosok Egianus Kogoya?

Jurnalis senior Papua, Victor Mambor mengaku sempat bertemu dengan Egianus Kogoya pada Januari 2019 di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga

Ia pun membeberkan sosoknya.

Berikut sosok Egianus Kogoya yang diungkapkan Victor Mambor:

1. Usianya masih 17-an tahun

Baca juga: KKB Papua Egianus Kogoya dan TNI Kontak Senjata di Nduga, Perusuh Mundur Setelah Tiga Tertembak

Victor menggambarkan sosok Egianus seperti remaja.

Begitu pun anak buahnya yang dinilai masih tergolong muda.

"Usianya sekitar 17-18 tahun, yang ada di sekitar Egianus juga masih remaja, usia belasan tahun," ucap Victor dikutip dari kompas.com, Rabu (31/7/2019). 

2. Ayahnya Tokoh OPM

Dari informasi yang ia dapat, Victor menyebut ayah Egianus bernama Silas Kogoya yang juga merupakan salah satu tokoh OPM.

Namun, kini ayahnya sudah meninggal.

3. Terpelajar

Dari pembicaraan selama 15 menit, Victor menilai Egianus merupakan sosok terpelajar, berbeda dengan masyarakat lain yang ada di pegunungan.

Namun, Egianus yang mengetahui bahwa ia sedang berbicara dengan seorang Jurnalis meminta agar hasil pembicaraan mereka tidak diberitakan.

4. Keberadaannya di Tempat Terpencil

Egianus Kogoya yang disebut-sebut sebagai otak aksi KKB Papua ini berada di sebuah daerah terpencil.  

Untuk bertemu dengan Egianus, Victor menyebut ada pihak lain yang tidak bisa ia sebutkan membantu untuk membuatkan janji.

Pertemuan pun diatur pada tengah malam.

Sebelum bertemu, Victor Mambor memperkirakan, saat itu ia harus berjalan kaki sekitar 2 jam sebelum tiba di lokasi Egianus.

"Jalan gelap, saya ikut arahan saja. Saya tidak tahu itu kami jalan ke arah mana, sampai tiba di perkampungan," kata Victor.

Baca juga: Benarkah Prada Yotam Bugiangge Kabur Demi Gabung ke KKB Papua? Klaim OPM hingga TNI Temukan Petunjuk

Rupanya, Egianus sudah menunggu Victor di dalam sebuah honai (rumah adat suku pegunungan).

Pertemuan pun berlangsung hanya sebentar, sekitar 15 menit.

Dikenal sebagai pimpinan sekaligus otak di balik serangan KKB Papua, Egianus Kogoya telah menorehkan sejumlah catatan kriminal

Korban serangan KKB Papua di bawah pimpinan Egianus Kogoya ini tak hanya TNI, tapi juga masyarakat sipil

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel '7 Catatan Kriminal Kelompok Separatis Pimpinan Egianus Kogoya di Nduga', berikut sejumlah catatan kriminal Egianus Kogoya

1. Penembakan pesawat Dimonim Air

Pada tanggal 22 Juni 2018, pesawat Twin Otter PK-HVU milik maskapai Dimonim Air rute Timika-Kenyam, ditembak di lapangan terbang Kenyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga, oleh kelompok separatis Egianus Kogoya.

Akibat peristiwa itu, pesawat yang mengangkut masyarakat sipil rusak. Sementara Co-Pilot Irene Nur Fadila mendapat luka tembak.

2. Penembakan pesawat Trigana

Pada tanggal 25 Juni 2018, pesawat Twin Oter milik Trigana yang mengangkut logistik pemilu dan pihak aparat keamanan ditembak oleh kelompok seperatis ini juga.

Peristiwa ini mengakibatkan pilot pesawat bernama Capres Ahmad Kamil terkena luka tembak di bagian punggung.

3. Penyerangan masyarakat sipil

Pada tanggal 25 Juni 2018, kelompok separatis Egianus Kogoya melakukan penyerangan terhadap masyarakat sipil di Kota Kenyam.

Sepasangan suami istri, Hendrik Sattu Kolab (38) dan Martha Palin (28), dan tetangganya Zainal Abidin (20) tewas ditembak.

Baca juga: Ini Kelebihan Senjata M16 yang Digunakan 2 Teroris di Luwu Timur, Ternyata KKB Papua Juga Pakai itu

Sedangkan anak Hendrik yang berusia 6 tahun berinisial AK, mengalami luka parah di bagian wajah akibat dibacok dengan parang.

4. Penyanderaan dan pemerkosaan

Pada tanggal 3-17 Oktober 2018, sebanyak 15 orang guru dan tenaga kesehatan disandera di Distrik Mapenduma, oleh kelompok separatis.

Tak hanya itu, seorang tenaga kesehatan diperkosa.

5. Pembunuhan pekerja pembangunan

Pada tanggal 1-2 Desember 2018, puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk pembangunan jembatan Jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, disandera oleh kelompok ini.

Sebanyak 25 pekerja pembangunan jembatan itu kumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo dan kemudian dieksekusi.

Sebanyak 4 orang berhasil melarikan diri dari eksekusi, 2 orang tak diketahui keberadaannya, dan 19 orang dipastikan tewas berdasarkan keterangan salah satu korban selamat.

6. Penyerangan dan pembunuhan anggota TNI

Pada tanggal 3 Desember 2018, kelompok ini melalukan pengejaran terhadap karyawan yang melarikan diri menuju ke Distrik Mbua.

Kemudian, ketika para karyawan berlindung di Pos TNI 755/Yalet, kelompok ini melalukan penyerangan.

Hal itu mengakibatkan 1 anggota TNI bernama Serda Handoko tewas dan seorang lainnya, Pratu Sugeng mengalami luka-luka.

7. Penembakan helikopter TNI

Sejak tanggal 4 Desember 2018 hingga Rabu (5/12/2018), kelompok separatis Egianus Kogoya masih menduduki Distrik Yigi yang jaraknya 2 jam berjalan kaki dari Distrik Mbua.

Belum ada kabar dari para karyawan PT Istaka Karya yang belum berhasil dievakuasi dari Puncak Kabo.

Sementara, aparat penegak hukum dari TNI dan Polri, sampai sejauh ini mendapat perlawanan dari kelompok separatis.

Bahkan, hari ini, helikopter yang digunakan TNI ditembaki dan 1 anggota terkena tembakan saat kontak senjata di Puncak Kabo.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul BOS KKB Egianus Kogoya Tak Eksis Lagi Padahal Dulu Gencar Tebar Teror, Berikut Situasi Terkini Nduga, https://surabaya.tribunnews.com/2022/01/09/bos-kkb-egianus-kogoya-tak-eksis-lagi-padahal-dulu-gencar-tebar-teror-berikut-situasi-terkini-nduga

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved