Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dosen UNM Berikan Pelatihan Bahasa Damai hingga Resolusi Konflik di SMK Telkom

Ketua tim, Asri Ismail, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahasa damai merupakan kunci dalam menciptakan suasana sosial yang harmonis

Penulis: CitizenReporter | Editor: Ari Maryadi
Citizen Reporter
PELATIHAN - Dosen UNM Asri Ismail, S.Pd., M.Pd., berfoto bersama siswa SMK Telkom Makassar Senin (6/10/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali menegaskan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bertajuk Peace Building melalui Pelatihan Bahasa Damai dan Kewargaan Damai.

Kegiatan ini berlangsung di SMK Telkom Makassar dan diikuti oleh puluhan siswa yang antusias mengikuti setiap sesi pelatihan.

Program ini dipimpin oleh Asri Ismail, S.Pd., M.Pd., selaku ketua tim pelaksana, Adapun yang menjadi anggota tim PKM ini, yaitu M. Yunasri Ridhoh, S.Pd., M.Pd., Andi Noor Mubaraq.

Pelatihan ini didasari oleh pengamatan tentang fenomena kurangnya kesadaran siswa dalam menggunakan bahasa yang santun dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun media sosial.

Seringkali, interaksi antar siswa masih diwarnai bahasa yang keras, tidak ramah, atau bahkan berpotensi menimbulkan konflik.

Untuk itu, tim PKM ini mengusung spirit Bahasa Damai yang menekankan pentingnya penggunaan bahasa santun, konstruktif, dan inklusif dalam komunikasi.

Para peserta tidak hanya mendapatkan pemahaman teoritis, tetapi juga melakukan praktik melalui simulasi dan studi kasus tentang dampak penggunaan bahasa dalam interaksi sosial.

Ketua tim, Asri Ismail, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahasa damai merupakan kunci dalam menciptakan suasana sosial yang harmonis. 

“Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga representasi karakter. Dengan membiasakan diri menggunakan bahasa damai, siswa sebenarnya sedang menanamkan nilai-nilai toleransi dan menghargai perbedaan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Asri Ismail Senin (6/10/2025).

Selain bahasa damai, peserta juga mendapatkan pelatihan Kewargaan Damai.

Materi ini memperkenalkan konsep kewargaan dalam konteks demokrasi, toleransi, serta tanggung jawab sosial.

Siswa diajak memahami bahwa sebagai warga negara, mereka tidak hanya memiliki hak, tetapi juga kewajiban untuk menjaga kerukunan dan mencegah konflik.

Dalam sesi ini, siswa diajak berdiskusi mengenai pengalaman sehari-hari mereka dalam menghadapi perbedaan pendapat, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

Melalui metode partisipatif, mereka belajar bahwa kewargaan damai bukan sekadar kepatuhan terhadap aturan, melainkan juga kesadaran untuk menjadi bagian dari komunitas yang inklusif dan menghargai keberagaman.

Asri Ismail, S.Pd., M.Pd., berharap nilai-nilai damai yang diperkenalkan dapat terus dipraktikkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved