4 Hari Setelah Divaksin Seleng Meninggal, Hasil Investigasi Gabungan Sebut Bukan karena Vaksinasi
Investigasi dilakukan terhadap dua warga Bone itu melibatkan KIPI Sulsel, Komite Nasional PP KIPI, BPOM, dan Kementerian Kesehatan.
Kemudian pada 9 Desember atau sekira 16 hari seusai vaksinasi, pasien berkunjung ke Poliklinik Puskesmas Salomekko dengan keluhan bengkak dan nyeri pada punggung belakang kanan.
Baca juga: Kok Bisa? Pemda Jeneponto Masih Pesimis Capai Target Vaksinasi Nasional, Padahal Sudah Dibantu BIN
Di sana lanjut Martira almarhumah mendapat pengobatan dan kontrol pada 13 Desembe atau sekira 20 hari setelah vaksinasi dengan keluhan sama.
Dokter Puskesmas Salomekko melanjutkan pemberian terapi obat Ibuprofen, Dexametasone, dan vitamin C
“Anak mulai sesak namun ringan. Pada 21 Desember sore hari pemeriksaan dokter Puskesmas mendapat kondisi anak tampak sesak dengan saturasi 55 persen tanpa oksigen,” katanya.
Karena itu, dokter menduga anak perempuan tersebut mengalami efusi pleura, karena riwayat anak pernah mengalami diare saat usia 1 bulan.
Setelah itu orangtuanya kata Martira memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak lebih lambat dibanding anak seusianya.
“Anak baru bisa berjalan tanpa bantuan saat usia 3 tahun dan hingga saat ini anak tampak lebih kecil dan lebih pendek dari anak seusianya,” katanya.
Baca juga: Ivan Gunawan Punya Spirit Doll, M Fuad Nasar Sebut Percaya Boneka Arwah itu Mengarah ke Syirik
Hasil Investigasi
Investigasi dilakukan oleh KIPI Sulsel, Komite Nasional PP KIPI, BPOM, dan Kementerian Kesehatan
Kronologi
23 Desember 2021
Seleng disuntik vaksinasi dosis pertama
24 Desember 2021
*Sekira pukul 18.00 Wita, Seleng mengalami gejala pusing, muntah, mimisan, dan kesadaran menurun.
*Seleng mendapat pertolongan dan dianjurkan rujuk ke rumah sakit, tapi keluarga menolak.