Sosok Khairuddin Aritonang Dijewer Gubernur Edy Rahmayadi di Depan Umum Karena Tak Tepuk Tangan
Dalam video yang beredar, tampak Edy Rahmayadi yang berpidato di depan memanggil Khairuddin Aritonang ke depan karena tidak bertepuk tangan
TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok pria yang dijewer Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, jadi sorotan seusai peristiwa tersebut.
Sosok itu ternyata pelatih biliard Tim PON Sumatera Utara, Khairuddin Aritonang.
Kejadian tersebut terjadi ketika Edy Rahmayadi menggelar acara pemberian tali asih dan bonus terhadap para atlet yang mendapatkan medali saat PON Papua kemarin.
Namun Khairuddin Aritonang merasa dipermalukan di depan ratusan atlet dan pelatih yang hadir di kegiatan itu.
Tindakan Edy Rahmayadi pun jadi sorotan usai videonya viral.
Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Akhirnya Angkat Bicara soal Alasan Menjewer Pelatih Biliar Seperti Anak SD
Baca juga: KRONOLOGI Guru Matematika & Olahraga SMAN 8 Medan Berkelahi di Kelas, Gubernur Edy Rahmayadi: Pecat!
Dalam video yang beredar, tampak Edy Rahmayadi yang berpidato di depan memanggil Khairuddin Aritonang ke depan karena tidak bertepuk tangan saat dia berpidato.
Mirisnya Edy Rahmayadi menjewer telinga Khairuddin Aritonang layaknya seorang guru menjewer telinga anak SD yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
"Pelatih gak tepuk tangan. Gak cocok pelatih ini. Berdiri yang benar kau. Sontoloyo kau. Udah pulang, tak usah dipanggil lagi. Kalau ngak suruh keluar. Tak usah di sini," ujar Edy Rahmayadi.
Diketahui bahwa dalam PON beberapa waktu lalu, cabor biliar menyumbang medali yang cukup signifikan.
Dilansir website resmi PON Papua, cabor biliar Sumut menyumbang 12 medali. Dengan rincian 5 perak dan 7 perunggu.
Dari peringkat perolehan medali, cabor biliar berada di peringkat 5 sebagai penyumbang medali terbanyak bagi Sumut.
Wushu berada di peringkat 1, disusul Atletik, Tarung Derajat dan Tinju di peringkat 2, 3 dan 4.

Penjelasan Khairuddin Aritonang
Pelatih Biliar Khairuddin Aritonang merasa heran ketika ia dipanggil Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dalam kegiatan pemberian tali asih atau bonus kepada atlet Sumut peraih medali pada PON Papua.
Pria yang akrab disapa Coki ini pun di panggil oleh Gubernur karena tidak tepuk tangan saat Edy Rahmayadi usai berpidato.