Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pariwisata

Tak Lama Lagi Indonesia Punya Tetangga Baru, Negerinya Indah Seperti Bali, Mau ke Sana?

Calon negara baru tersebut adalah Pulau Bougainville, yang memilih merdeka dari Papua Nugini dalam referendum 2019.

Editor: Muh. Irham
AFP/NESS KERTON
Jalur air yang ramai di ibu kota Buka, Pulau Bougainville, menjelang pemungutan suara untuk referendum pelepasan diri dari Papua Nugini, 21 November 2019.(AFP/NESS KERTON) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Tak lama lagi, Indonesia bakal memiliki tetangga baru. Negara baru ini terkenal memiliki pemandangan alam yang sangat indah. 

Calon negara baru tersebut adalah Pulau Bougainville, yang memilih merdeka dari Papua Nugini dalam referendum 2019.

Proses pelepasan diri Pulau Bougainville akan dimulai pada 2023, dan diperkirakan bisa merdeka sepenuhnya tahun 2027.

Hasil referendum membuat warga lokal dan pengamat internasional optimis dengan masa depan cerah Bougainville, karena pulau itu diperkaya dengan sumber daya alam melimpah dan potensi wisatanya.

Hutannya belum tersentuh, sungai, gunung berapi, dan 685 km garis pantainya masih asli. Bahkan,

Pulau Bougenville
Pulau Bougainville (ist)

disebut bisa menjadi alternatif wisata pemandangan alam selain Bali dan Fiji, tetapi para wisatawan disarankan membuat perencanaan yang sangat hati-hati jika ingin ke sana.

Baca juga: 1,6 Juta PNS Terancam Dirumahkan, Tjahjo Kumolo: Lebih Baik di Rumah Saja Sampai Pensiun

Baca juga: Dulu Tentara Timor Leste Tak Pernah Diperhitungkan Dunia Tetiba Kerjasama Tentara AS, Untuk Apa?

"Operator tur terbatas di Bougainville, kebanyakan veteran Perang Dunia II dan kerabat mereka," kata Dr Thiago Cintra-Oppermann, pakar Bougainville dari Australian National University, dikutip dari Daily Mail pada Kamis (25/11/2021).

"Bougainville tempat yang sangat indah, dengan pemandangan yang luar biasa dan beragam, dan orang-orang yang ramah, tetapi infrastrukturnya masih sangat terbatas dibandingkan dengan Fiji dan Bali," lanjutnya.

Salah satu tempat wisata utamanya adalah reruntuhan Perang Dunia II dan wisata sejarah.

https: img.okezone.com content 2019 03 01 18 2024551 bougainville-akan-gelar-referendum-kemerdekaan-dari-papua-nugini-pada-oktober-1117P5wUSw.jpg

Lebih dari 60.000 orang Amerika berbasis di Bougainville selama Perang Dunia II, dan Laksamana Jepang Isoroku Yamamoto tewas dalam kecelakaan pesawat di hutan sana.

Selain itu, Bougainville juga baru-baru ini dilanda wabah Covid-19 varian Delta, sehingga di-lockdown setelah terjadi 10 kematian pada awal November dan 170 kasus baru.

"Ekowisata adalah area pertumbuhan yang memungkinkan, tetapi selama dua tahun terakhir ini terhenti," sambung Dr Cintra-Oppermann.

Baca juga: Siapa Briptu Ayu Polwan Dipukul Anggota TNI Kodam II Sriwijaya, Kondisinya Memprihatinkan

Baca juga: Daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia 2021, Hartono Nomor 1 hingga Raffi Ahmad Dikalahkan Ria Ricis

Sebagai negara berkembang, Bougainville memiliki banyak hal yang harus dilakukan dalam mengembangkan layanan kesehatan dan infrastruktur pariwisata.

Selain Covid-19, penyakit malaria yang endemik juga menjadi isu berkelanjutan. Masih banyak lagi faktor yang juga membuat negara induknya, Papua Nugini, kurang populer dalam hal pariwisata, terutama reputasi berbahaya untuk keselamatan pribadi.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved