Tania Mendoza
Nasib Tragis Bintang Telenovela, Kerap Dapat Ancaman Kini Tewas Tertembak di Depan Anak
Saat itu Tania Mendoza sedang menunggu di luar bersama orangtua yang lainnya, tiba-tiba saja seseorang menembak.
Saya harus menerimanya, dan saya merasa senang akan memiliki anak." kata Bich Huong.
Selama hamil, Bich Huong memutuskan untuk cuti bekerja.
Awalnya Bich merasa nyaman dengan pekerjaannya sebagai pramugari lantaran mendapat penghasilan yang besar.
Namun lantaran cuti, ia mulai memikirkan tekanan ekonomi.
Dalam kondisi hamil, Bich akhirnya memilih berjualan online untuk mendapat tambahan pemasukan.
Diakui Bich dirinya sering menangis meratapi nasibnya yang hamil dalam kondisi sulit.
Seharusnya diliputi kasih sayang, Bich nyatanya harus hamil tanpa ditemani suami dan dalam kondisi kekurangan.
"Saya tidak tertekan, tapi kadang-kadang merasa buntu.
Saya selalu berpikir mengapa nasib saya sangat menyedihkan.
Saya harus melakukan semua sendiri.
Kotak-kotak (jualan online) yang saya angkat juga sangat berat.
Ketika saya pergi tidur, saya sering menangis diam-diam.
Saya sempat khawatir bayi saya akan autis karena ikut merasa sedih.
Namun ternyata saya melahirkan bayi yang sangat murah senyum dan menggemaskan." cerita Bich Huong.
Setelah melahirkan putranya, diakui Bich dirinya langsung kembali bekerja.
Namun malam sebelum kerja dan mengalami kecelakaan, Bich Huong rupanya sudah mendapat firasat.
Ia mengaku bermimpi ditabrak oleh sebuah mobil.
Namun ia menganggap itu hanya bunga tidur dan mengabaikannya.
"Malam itu saya bermimpi bahwa ditabrak langsung oleh mobil.
Tapi saya tidak percaya takhayul, jadi saat alarm berdering saya bangun dan siap terbang.
Awalnya saya pesan mobil untuk berangkat namun sulit mendapatkannya.
Akhirnya saya memesan ojek online.
Saat sedang mendial telepon, saya melihat ke atas, saya melihat lampu mobil berkedip dan langsung menabrak saya.
Saat itu rasanya sangat sakit, benar-benar menyakitkan lebih dari sakitnya melahirkan. Bahkan 100 kali lebih menyakitkan." cerita Bich Huong.
Akibat kecelakaan itu, Bich Huong mengalami luka yang sangat parah.
Semua panggulnya patah, tulang paha patah 3 bagian dan kakinya juga patah.
Saat dirawat di rumah sakit, dokter menilai kasus ini serius dan menyebut Bich mengalami banyak pendarahan.
Berada di anatara hidup dan mati, Bich akhirnya berjuang sekuat tenaga untuk tetap bertahan.
Ia hanya bisa memikirkan siapa yang akan merawat ibu dan anaknya jika ia meninggal dunia.
Dari ibu dan anaknya inilah Bich mendapat kekuatan untuk berjuang melewati banyak operasi yang menyakitkan.
Selama tiga bulan Bich Huong harus dirawat di rumah sakit dan terpisah dengan anaknya.
Saat sadar, Bich Huong pun menangis melihat kondisinya.
Ia tak bisa lagi berdiri di atas kakinya sendiri.
Ia butuh kursi roda atau tongkat untuk membantunya bekerja.
Setelah kecelakaan, Bich Huong tidak bisa melanjutkan pekerjaannya sebagai pramugari.
Ia beralih berjualan secara online untuk menghidupi anak dan ibunya.
Bich Huong menyadari serangkaian kesulitannya ini telah mengubah pandangan hidupnya secara total.
Bich bukan lagi seorang pencita kebebasan yang selalu ingin terbang kemana-kemana, kini ia hanya ingin hidup damai bersama ibu dan putranya.
Di akhir acara, Bich juga mengingatkan semua orang utnuk selalu menemukan kebahagiaan dalam hidup apapun masalahnya.
Hargai setiap momen saat ini dan temukan kedamaian batin.
(TribunNewsmaker.com/Ninda/Octavia Monalisa)