Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

STIE YPUP

Kuliah Pemagangan, Prodi Manajemen STIE YPUP Bahas Kebangkitan Sektor Pariwisata

Program Studi Manajemen STIE YPUP Makassar kembali menggelar kuliah pemagangan dengan tema Kebangkitan Sektor Pariwisata Pasca Pandemi

Editor: Suryana Anas
STIE YPUP
Program Studi Manajemen STIE YPUP Makassar kembali menggelar kuliah pemagangan dengan tema Kebangkitan Sektor Pariwisata Pasca Pandemi, Kamis (16/12/2021). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Program Studi Manajemen STIE YPUP Makassar kembali menggelar kuliah pemagangan dengan tema Kebangkitan Sektor Pariwisata Pasca Pandemi, Kamis (16/12/2021).

Bertindak sebagai pemateri Junaidi La Dalle selaku Direktur Svarga Resort Lombok yang dihadiri 143 mahasiswa jurusan manajemen, Unsur pimpinan beserta segenap sivitas akademika Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP).

Abdul Sumarlin SE MM selaku Ketua Program Studi Manajemen YPUP dalam sambutan pengantarnya memberikan ucapan terimakasih kepada pemateri karena telah meluangkan waktu pada acaraa webinar ini. 

Ia juga menjelaskan pelaksanaan kuliah pemagangan secara webinar zoom ini merupakan yang keeenam kalinya pada satu bulan ini.

Mata kuliah pemagangan sebelum pandemic covid 19 melanda dengan cara berkunjung ke instansi pemerintah dan perusahaan atau industry dalam rangka studi komparasi antara praktek dan teori di bangku perkuliahan.

Sehingga karena pandemic covid maka dilakukan perubahan bentuk ke webinar zoom sebanyak tujuh kali, yang pematerinya berasal dari pimpinan perusahaan, dan industry.

“Mata kuliah pemagangan ini merupakan mata kuliah yang ada di program studi manajemen saja dengan bobot satu SKS, dan wajib diprogramkan oleh seluruh mahasiswa  yang berada di semester tujuh, karena pandemi kita ubah bentuk dari 16 pertemuan itu ada 7 pemateri dari unsur pimpinan perusahaan dan 7 kali pemberian tugas ke mahasiswa selebihnya UTS dan UAS”, katanya.

Junaidi La Dalle selaku Direktur Svarga Resort Lombok diawal materinya menjelaskan dampak pandemi di sektor pariwisata secara global terdapat 50 juta orang kehilangan pekerjaan sedangkan secara nasional potensi kerugian industri pariwisata mencapai 1,5 milyar dollar AS atau setara dengan 21 triliun

Syarat agar pariwisata bisa kembali bangkit kata Junaidi, bahwa memastikan tingkat vaksinasi covid 19 yang tinggi, penerapan protokol kesehatan  (prokes) yang ketat, penerapan stadarisasi CHSE (Cleanliness Healt Savety and Environment)

“Tindakan yang telah dilakukan pemerintah seperti adanya dukungan kepada industry dan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf), dukungan anggaran dalam bentuk subsidi, prioritas pada pembenahan destinasi pariwisata” katanya.

Kemudian agar sektor pariwisata bisa berjalan maka dilakukan beberapa tahapan, pertama fase tanggap darurat seperti menginisiasi program perlindungan sosial, mendorong kreativitas dan produktivitas saat WFH, melakukan koordinasi krisis pariwisata dengan daerah pariwisata, serta melakukan persiapan pemulihan.

Kedua, fase pemulihan, seperti dilakukan pembukaan secara bertahap tempat wisata di Indonesia, persiapan yang matang mulai dari penerapan CHSE di tempat wisata serta mendukung optimalisasi kegiatan MICE (Meeting Incentive Convention and Exhibition) di Indonesia.

Ketiga, fase normalisasi yaitu persiapan destinasi dengan protocol CHSE, meningkatkan minat pasar hingga diskon untuk paket wisata dan MICE seperti salah satu progam yang telah dilaksanakan adalah virtual travel fair sejak bulan Agustus sampai September 2020, jelasnya.

“Sedangkan untuk pariwisata sektor swasta agar bisa survive yaitu harus melakukan adaptasi, inovasi dan kolaborasi” katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved