Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Ketika Suara Luar Jawa Lebih Dominan

Kiai Hamzah menegaskan dukungan NU Sulsel pada Khatib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf.

Editor: Suryana Anas
Dok Pribadi
Ketua PW NU Sulsel AGH Hamzah Harun (kemeja putih), Rais Aam PC NU Makassar AGH Baharuddin AS, intelektual Islam Prof Dr M Qasim Mathar dan Guru Besar UIN Alauddin Prof Dr M Ghalib usia pengukuhan guru besar Wahyuddin Naro di kampus UIN Alauddin , Makassar, Kamis (9/12/2021) siang 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengukuhan Guru Besar Prof Dr Wahyuddin Naro MHum di Auditorium UIN Alauddin Makassar di Samata, Gowa, Kamis (9/12/2021).

UIN Alauddin Makassar, Kamis (9/12/2021), diselingi canda para guru besar dan mahasantri.

Cendekiawan Muslim Prof Dr M Qasim Mathar menyegarkan suasana dengan candaan khas.

“Foto dulu, dua maha-santri As’adiyah ini sudah harus punya nama calon ketua NU sebelum ke Lampung,” ujar Prof Qasim

Prof Qasim bercanda kepada Dr AGH Baharuddin AS dan Prof Dr AGH Hamzah Harun MA.

Dua tokoh NU ini dia sebut mahasantri As’adiyah.

Keduanya adalah pemangku suara di Muktamar 34 Nahdlatul Ulama di Lampung, akhir Desember ini.

AGH Baharuddin adalah Rais Aam PC NU Makassar dan AGH Hamzah adalah Ketua Tanfidziyyah PW NU Sulsel.

Kebetulan mereka menjadi tamu undangan VVIP di seremoni pengukuhan Prof Dr Wahyuddin Naro MHum (55) sebagai Guru Besar Ilmu Pendidikan Islam di Fakuktas Tarbiyah UIN Alauddin.

Pertemuan sejumlah tokoh di UIN berlanjut di kediaman Ketua Tanfidziyyah PW NU Sulsel AGH Hamzah Harus LC MA di Kompleks Skarda N, Gunung Sari, Rappocini, Makassar, Kamis sore.

Dua mahasantri As’adiyah itu adalah Dr AGH Baharuddin AS dan Prof Dr AGH Hamzah Harun MA.

Di Skarda, Kiai Hamzah menegaskan dukungan NU Sulsel pada Khatib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf.

Ketua GP Ansor Sulsel M Rusdi Idrus mengatakan, dalam Muktamar XXXIV NU ini, luar Jawa punya bargaining kuat.

“Dalam muktamar ini, suara luar Jawa lebih banyak, jadi Sulsel dan Kawasan Timur Indonesia sangat strategis dan punya bargaining kuat,” ujar Rusdi.

Menurutnya, Sulsel sedikitnya punya 20 suara untuk tanfidziyyah.

“Sayangnya karena ada beberapa PCNU kita yang sudah tidak berlaku SK-nya jadi tidak punya hak suara dalam muktamar ini,” jelas Rusdi.

Gus Yahya yang sudah menawarkan dirinya untuk dipilih sebagai Ketua Umum PBNU juga berjanji akan memberi perhatian pada Nahdliyyin luar Jawa.

Selengkapnya, silakan baca melalui Harian Tribun Timur edisi Sabtu (11/12/2021).

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved