Pemegang Ijazah Muadalah Pesantren di Indonesia Bebas Tes untuk Daftar di Universitas Al-Azhar
Kabar baik untuk pemegang ijazah muadalah (penyetaraan dengan Al-Azhar) di Indonesia. Mereka bisa mendaftar di Universitas Al-Azhar tanpa mengikuti
TRIBUN-TIMUR.COM - Kabar baik untuk pemegang ijazah muadalah (penyetaraan dengan Al-Azhar) di Indonesia.
Mereka bisa mendaftar di Universitas Al-Azhar tanpa mengikuti ujian seleksi.
Hal ini disampaikan langsung Grand Syaikh Al-Azhar, Prof Dr Ahmad At-Thoyyib kepada Pemimpin Pondok Modern Darussalam Gontor sekaligus Ketua Umum Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM), Prof Dr KH Amal Fathullah Zarkasyi MA, Kamis (2/12/2021).
Keduanya bertemu Masyikhotil Azhar, Kairo, Mesir.
Demikian siaran pers diterima Tribun-Timur.com, Kamis (9/12/2021).
Kepada Ahmad At-Thoyyib, Grand Syaikh mengatakan, pihaknya menyambut semua lembaga pendidikan yang akan mengajukan muadalah dengan Al-Azhar.
Sebelumnya, Ahad atau Minggu (28/11/2021), delegasi FKPM yang terdiri dari pondok pesantren modern dan salafiyah (tradisional) telah bertemu dengan Wakil Grand Syaikh Al-Azhar, Prof Dr Muhammad Ad-Dhuwaini dan Sekjen Pusat Riset Keislaman Al-Azhar (lembaga yang menangani penyetaraan ijazah Al-Azhar), Prof Dr Nadzir Ayyadh.
Delegasi dipimpin oleh Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia ( DMI ), Komjen Pol (Purn) Dr Syafruddin Kambo MSi.
Pada pertemuan tersebut, Wakil Grand Syaikh dan Sekjen Pusat Riset Al-Azhar menyambut baik rencana puluhan pesantren modern dan salafiyah untuk mengajukan muadalah dengan Al-Azhar.
Bahkan, Wakil Grand Syaikh meminta kepada Sekjen agar dilakukan bantuan dan upaya maksimal untuk menyelesaikan proses muadalah pondok pondok pesantren.
Al-Azhar menerapkan persyaratan muadalah ijazah terhadap semua calon mahasiswa yang akan mendaftar kuliah di Universitas Al-Azhar.
Pada pertemuan tersebut, Ahmad At-Thoyyib mengatakan, hendaknya para ulama Indonesia memanfaatkan lulusan-lulusan Al-Azhar dalam menyebarkan wasathiyyat Islam ke seluruh pelosok Indonesia.
Al-Azhar menjadi kiblat pendidikan di dunia, menjadi rujukan keagamaan dan menjadi pelopor dalam mensyiarkan wasathiyyat Islam.
"Alumni Al-Azhar menjadi duta Al-Azhar dalam menyebarkan paham wasatiyyat Islam," kata Ahmad At-Thoyyib.
Dalam berbagai kesempatan pertemuan dengan pejabat Al-Azhar, delegasi FKPM yang dipimpin oleh Syafruddin dan KH Amal Fathullah Zarkasyi MA, KH Luqman Hakim At Tarmasy menyampaikan apresiasi.
Mereka berterima kasih kepada Pemerintah Mesir dan Al-Azhar yang telah mendidik, membantu dan mendukung dan memberikan iklim yang kondusif bagi pelajar dan mahasiswa dari Indonesia selama belajar di Al-Azhar.
Pertemuan dengan Grand Syaikh dan pejabat tinggi Al-Azhar didampingi oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, Prof Dr Bambang Suryadi.(rilis)