Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sampah Plastik

Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Pertamina Olah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Bensin

Kegiatan sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Pertamina itu berlangsung selama sembilan bulan, April hingga Desember 2021.

Editor: AS Kambie
Courtesy: Merry Merpati Mitan
Tim peneliti Universitas Pertamina Jakarta 

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA – Tim peneliti dan pengabdian masyarakat Universitas Pertamina, Jakarta, melakukan pelatihan dan ujicoba Pengolahan Sampah Plastik menjadi Bahan Bakar Bensin di Bank Sampah Seni Baru, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Kegiatan sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Pertamina itu berlangsung selama sembilan bulan, April hingga Desember 2021.

“Upaya untuk mendaurulang sampah plastik yang sangat sulit terurai di alam merupakan langkah yang tepat dalam menangani sampah plastik,” ujar Ketua Tim Pelaksana Nona Merry Merpati Mitan kepada Tribun-Timur.com, Selasa, 7 Desember 2021.

Menurut Merry Merpati Mitan, dalam proses produksinya, plastik memanfaatkan minyak bumi yang jumlahnya mengalami penurunan setiap tahun.

Oleh karena itu, lanjut Merry Merpati Mitan, upaya untuk mendaurulang sampah plastik menjadi bahan asalnya merupakan salah satu solusi dalam penanganan sampah plastik yang tepat.

Tim pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar bensin dari Universitas Pertamina Jakarta
Tim pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar bensin dari Universitas Pertamina Jakarta (Courtesy: Merry Merpati Mitan)

Pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar bensin oleh tim pengabdian masyarakat Universitas Pertamina itu juga dalam rangka mengurangi jumlah sampah plastik dilakukan salah satunya melalui pembentukan Bank Sampah Seni Baru yang berlokasi di Jl  Kramat Pela, RT5/RW4, Kramat Pela, Jakarta Selatan.

Dalam operasional pengelolaannya, Bank Sampah Seni Baru mengumpulkan sampah plastik dari warga yang berlokasi di Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta.

Sampah tersebut diharapkan dapat didaurulang dan mempunyai nilai ekonomis.  

Selain itu pengelola Bank Sampah Seni Baru juga berupaya melakukan peningkatan kesadaran warga masyarakat  tentang sampah plastik baru masih melalui pendekatan daur ulang mengubah sampah plastik menjadi bentuk kerajinan tangan.

“Sayangnya, teknik ini  masih berada dalam tahapan mengubah bentuk fisik sampah plastik menjadi bentuk lain,” ujar Merry Merpati Mitan.

Karena keterbatasan teknik daur ulang tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang terdiri atas dosen dan mahasiswa lintasdisiplin ilmu yaitu Kimia, Teknik Lingkungan, dan Teknik Mesin, Universitas Pertamina dengan menerapkan teknologi daur ulang  plastik  melalui  pirolisis.   

Teknik tersebut merupakan teknik  sederhana berupa  pemanasan plastik dengan  kondisi minim  oksigen.

Pirolisis sampah  plastik  khususnya  jenis  polietilen  dan polipropilen akan menghasilkan fraksi cair.

“Fraksi cair ini akan memiliki sifat yang mendekati dengan fraksi bensin. Hal ini disebabkan oleh kedua jenis plastik tersebut terbuat dari minyak bumi, sehingga metode pirolisis merupakan jalan untuk mengembalikan material asal dari  sampah  plastik  tersebut,” jelas Merry Merpati Mitan.

Luaran  dari  proyek  itu, lanjut Merry Merpati Mitan,  adalah menghasilkan  peralatan pirolisis  bagi  Bank  Sampah  Seni  Baru. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved