Jenderal Dudung Abdurachman
Jenderal Dudung Abdurachman Menantang Maut Copot Baliho Rizieq Shihab, Pantas Ganti Andika Perkasa
Setelah Jenderal Andika Perkasa naik jadi Kapolri gantikan Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Dudung Aburachman ikut naik jabatan. Benarkah karena insiden
TRIBUN-TIMUR.COM - Setelah Jenderal Andika Perkasa naik jadi Panglima TNI gantikan Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Dudung Aburachman ikut naik jabatan. Benarkah karena insiden menantang FPI soal Habib Rizieq Shihab?
Kini Jenderal Dudung Abdurachman naik menggantikan Andika Perkasa di jabatan Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD) gantikan
Dirinya dilantik langsung Presiden Jokowi.
Bukan tanpa alasan dirinya naik jabatan, sederet prestasi dan juga kontroversi membuatnya sempat jadi sorotan.
Salah satunya saat dirinya berani menantang maut dengan melawan ormas Front Pembela Islam ( FPI).
Dia berani memerintahkan anak buah melucuti ratusan baliho bergambar Habib Rizieq Shihab kala itu.
Dia menceritakan bagaimana, dirinya sudah mempertimbangkan matang-matang aksinya sebelum akhirnya mencabuti baligho yang ergtebaran di Jakarta tahun 2020 itu.
Dikutip Gridhot dari Warta Kota, kala itu Dudung masih menjabat Pangdam Jaya dan berpangkat Mayor Jenderal atau bintang dua.
Nama pria kelahiran Bandung, Jawa Barat itu bahkan seketika ramai diperbincangkan publik.
Sikap kerasnya menantang FPI dan Rizieq Shihab dan mempertaruhkan nyawa.
Jenderal Dudung menceritakan bagaimana dirinya harus melakukan hal nekat itu guna menunjukkan bahwa negara hadir demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal itu diungkapkan Dudung saat berbincang dalam Deddy Corbuzier Podcast yang ditayangkan di channel YouTube Deddy Corbuzier, Selasa (30/11/2021).
"Ini Jenderal nekat sih sebenerrya," kata Deddy yang disambut tawa Jenderal Dudung.
"Anda terkenal dengan Jenderal baliho," tambah Deddy yang kembali disambut tawa Dudung yang makin keras.
"Serem nanyanya pak, tapi gila sih, nekat sih, keren. Kayaknya kalau gak sesuai dengan berjalan anda sikat," kata Deddy.
"Ya begitulah kalau saya. Jadi saya masuk ke Kodam Jaya itu, saya lihat baliho bergelimpangan. Sudah gitu nada-nadanya seruan jihad, revolusi akhlak lah, baliho juga ada yang disembah-sembah. Saya pelajari.. apa ini. Kemudian saya pelajari juga video-video sebelumnya apa yang diakukan oleh Rizieq Shihab itu," papar Dudung.
Saat itulah kata Dudung, rasa marahnya timbul. Ia sampa menganalogikan darahnya mendidih.
"Saya lihat itu, beraninya sekali dia mengatakan pimpinan kita, Presiden kita dengan kata-kata yang tidak bagus, sebagai warga negara. Mengganti nama Presiden kita dengan yang tidak bener," kata Dudung.
"Mendidih darah saya itu, kayak gitu itu, Panas sudah," ujar Dudung.
Endingnya, kata Dudung ia berkoordinasi dengan Kapolda dan Satpol PP untuk melakukan tindakan sesuai prosedur.
"Kapolda juga menyampaikan ke Gubernur bahwa memang sudah meresahkan. Akhirnya Pol PP, polisi dibantu TNI. Ada surat juga dari Walikota kepada Dandim untuk menertibkan itu. Ya kami sama-sama dengan polisi membantu Pol PP," katanya.
"Iya, tapi kan Anda yang berkoar-koar, kalau berani sini," kata Deddy, yang kembali disambut tawa Dudung.
"Bayangkan mas, kita pada waktu itu dapat 338 baliho. Bayangkan itu, jadi kantor Pol PP di Jakarta Utara didatangi oleh FPI dan suruh masang lagi jam 11 malam. Kan gendeng itu, kalau kayak gitu. Tambah mendidih darah, wah jadi," kata Dudung geram.
"Memang mereka ini siapa, mereka ini siapa. Disitu saya bilang, ini negara harus hadir. Jadi negara harus hadir. Kalau dibiarkan ini bahaya," ujar Dudung.
"Itu Pol PP sudah ketakutan. Mereka didatangin bawa parang dan sebagainya. Masa kita diem aja," ujar Dudung.
Seperti diketahui bersama, momen itu dirinya selaku Pangdam Jaya, dia beraksi melucuti baliho yang mendukung Rizieq Shihab di kawasan DKI Jakarta.
Ancaman Dudung membubarkan FPI kemudian menyusul dari aksinya tersebut. Ia menilai organisasi masyarakat, yang kini sudah dibubarkan, itu tidak bisa bertindak seenaknya.
"Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari," kata Dudung di Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (20/11/2020). (*)