Sosok
Mengenal As’ad Humam, Penemu Metode Iqro' yang Populer di Kalangan Anak-anak
Buku ini ternyata tidak hanya populer di Indonesia, tapi juga di Malaysia, Singapura, dan Brunai Darussalam.
TRIBUN-TIMUR.COM - Anak-anak yang sedang belajar membaca Al Quran, tidak asing lagi dengan buku Iqro'. Buku ini juga sering dijumpai di masjid-masjid atau di taman pendidikan Al Quran (TPA).
Buku ini ternyata tidak hanya populer di Indonesia, tapi juga di Malaysia, Singapura, dan Brunai Darussalam.
Di sampul buku Iqro' tersebut, terdapat gambar seorang lelaki tua berkacamata dengan paras kurus memakai jas hitam dan peci sebagai latar buku tersebut.
Lantas siapakah lelaki itu? Mengapa dia memegang sebuah tongkat?
Sosok As’ad Humam, Penemu Metode Iqro’
Pria tersebut bernama As’ad Humam (almarhum). Pria asal Selokraman, Kotagede, Yogyakarta kelahiran tahun 1933. Nama ‘Humam’ merujuk kepada ayahnya, Humam Siradj yang merupakan pedagang sukses di pasar Bringharjo.
Sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara di lingkungan Muhammadiyah, As’ad Humam terbuka dalam belajar.
Mitsuo Nakamura dalam The Crescent Arises over the Banyan Tree (2012) mencatat As’ad Humam menempuh pendidikan dasar di SD Muhammadiyah Kleco, SMP Negeri di Ngawi, dan pendidikan SMA di Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Hanya saja di Mu’allimin, As’ad Humam yang berhenti di kelas II. Pasalnya, kecelakaan yang dia alami saat memanjat pohon pada tahun 1963 mengakibatkan dirinya mengalami pengapuran tulang belakang dan harus dirawat setengah tahun.
Lehernya tidak bisa digerakkan dan untuk berjalan, As’ad mesti menggunakan tongkat sebagaimana yang nampak dalam posenya di sampul buku Iqro’. As’ad juga sempat belajar di pondok pesantren Al-Munawir Krapyak milik Nahdlatul Ulama selama dua tahun.
“Dalam keseharian, salatnya pun harus dilakukan dengan duduk lurus, tanpa bisa melakukan posisi ruku ataupun sujud. Bahkan untuk menengok pun harus membalikkan seluruh tubuhnya,” tulis Heni Purwono dalam artikel bertajuk “K.H. As’ad Humam, Pahlawan Pemberantasan Buta Huruf Alquran”.
Guru Revolusionis Muhammadiyah
Metode Iqra’ ditemukan di pusat kebudayaan Muhammadiyah, Kotagede, Yogyakarta. Dalam menemukan metode Iqra’, almarhum As’ad Humam ditemani oleh pegiat Muhammadiyah lainnya, yaitu Jazir Asp yang kini masih aktif menjadi sosok sentral di Masjid Jogokariyan Yogyakarta.
Menurut Mitsuo Nakamura, meskipun metode Iqra berasal dari pegiat Muhammadiyah, gerakan Iqra’ berdiri mandiri dan tidak terkait dengan Muhammadiyah.
Di Indonesia, perkembangan Taman Pendidikan Alquran (TPA/TPQ) sejatinya mulai bangkit di akhir era 1980-an dengan munculnya tokoh Kiai Dahlan Salim Zarkasyi asal Semarang yang menemukan metode Qiroati dan menyebarluaskannya melalui pendirian TK Alquran Mujawwidin di Semarang tahun 1986.