Fakta di Balik Info Bandara Internasional Kualanamu Dijual Pemerintah Era Jokowi ke Perusahaan India
Viral di media sosial kabar bahwa Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dijual pemerintah era Presiden Joko Widod
Armand Hermawan menjelaskan, tujuan dari kemitraan strategis ini adalah mengakselerasi 3E yaitu Expansion the traffic (memperluas penerbangan), Equity partnership (menambah permodalan), dan Expertise sharing (berbagi teknologi dan keahlian).
Sehingga daya saing Bandara Internasional Kualanamu dapat lebih cepat ditingkatkan.
Dari sisi expansion the traffic, Angkasa Pura II akan menjadikan Kualanamu sebagai hub penerbangan internasional.
Khususnya di wilayah barat Indonesia yang akan mendatangkan banyak penerbangan dari luar negeri ke dalam negeri ataupun sebaliknya.
"Pada tahun 2020 jumlah pergerakan penumpang pesawat di Bandara Internasional Kualanamu sekitar 3 juta penumpang per tahun. Melalui kemitraan strategis AP II dan GMR Airports Consortium, JVco menargetkan jumlah pergerakan penumpang menjadi sekitar 54 juta penumpang per tahun di akhir Kerjasama kemitraan," tutur Armand Hermawan.
Sedangkan terkait dengan equity partnership, Angkasa Pura II dan GMR Airports Consortium akan berbagi pendanaan sehingga pengembangan Bandara Internasional Kualanamu dapat di akselerasi dan pengelolaan dapat menerapkan best global practice.
GMR Airports Consortium akan menanam investasi sedikitnya Rp15 triliun untuk pengembangan Bandara Internasional Kualanamu.
Sebelumnya, tudingan penjualan Bandara Internasional Kualanamu disampaikan Said Didu.
"Itu sama dengan menjual atau menggadaikan saham sebanya 49%. Itu menunjukkan bhw kita sdh tdk mampu. Jelas?" tulis Said Didu di akun Twitternya.
"Bagi yg paham korporasi, jika sudah menyangkut pelepasan saham itu berarti sudah penjualan asset - bukan lagi Joint Operation. Joint Operation adalah para pihak memasukkan modal utk mengelola fasilitas dan berbagi laba sesuai kesepakatan - tdk ada perpindahan saham.
Jelas ?" tulis dia.
Cuitan Said Didu pun dijawab oleh Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, juga lewat Twitter.
Arya Sinulingga menjelaskan Angkasa Pura II dan GMR membentuk perusahaan patungan. Perusahaan tersebut akan mengelola Bandara Internasional Kualanamu selama 25 tahun.
Setelah 25 tahun, aset tersebut akan dikembalikan ke Angkasa Pura II. Sehingga keliru jika ada yang mengatakan aset Bandara Kualanamu dijual.
Dengan kerja sama tersebut, Angkasa Pura II juga akan mendapatkan keuntungan, yaitu berupa dana Rp1,58 triliun dari GMR dan akan ada pembangunan dan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu sebesar Rp56 triliun.(kompas tv)