Erick Thohir Dicurigai Mau Jadi Capres Pengganti Jokowi, 2 'Wong Cilik' Ini Keluhkan Aksi Viralnya
Aksi Menteri BUMN, Erick Thohir yang meminta toilet di stasiun pengisian bahan bakar umum ( SPBU ) digratiskan viral di media sosial.
TRIBUN-TIMUR.COM - Aksi Menteri BUMN, Erick Thohir yang meminta toilet di stasiun pengisian bahan bakar umum ( SPBU ) digratiskan viral di media sosial.
Erick Thohir merasa heran karena fasilitas umum yang tersedia untuk masyarakat itu harus dipungut biaya sampai Rp4.000 sekali pakai.
Atas hal itu, dia meminta kepada direksi Pertamina untuk memperbaiki mekanisme tersebut dengan menggratiskan seluruh toilet di semua SPBU Pertamina yang dikelola langsung oleh Pertamina maupun yang bekerja sama dengan swasta.
Terkait hal tersebut Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai Erick Thohir sedang memoles citranya menjelang Pemilu tahun 2024 mendatang untuk mencalonkan diri sebagai Presiden RI menggantikan Jokowi ( Joko Widodo ).
"Bagian memoles citra agar Erick terlihat bekerja serius sebagai menteri. Tentu yang diharapkan efek positif dan bisa diperhitungkan masuk nominasi capres 2024. Sejauh ini Erick belum masuk arus utama pembicaraan pencapresan," kata Adi, Selasa (23/11/2021).
Menurut Adi Prayitno, langkah-langkah eks bos klub Inter Milan itu memang bisa menjadi alat untuk mendongrak popularitas, tetapi belum tentu dapat meningkatkan elektabilitas.
Alasannya, Erick Thohir justru mendapat respons negatif dari publik soal videonya di mesin-mesin ATM serta dugaan keterlibatan Erick pada bisnis tes PCR Covid-19.
"Tapi sepertinya Erick tutup mata dengan itu semua, meski kerap dikritik kanan kiri, Erick terlihat cool beraksi," kata dia.
Pernyataan senada juga dilontarkan Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, pernyataan Menteri BUMN, Erick Thohir yang meminta toilet SPBU digratiskan tak lepas dari ancang-ancang Erick Thohir untuk dapat menjadi calon presiden atau calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2024.
"Apa yang dilakukan Erick dengan kebijakan yang populis tidak bisa kita lepaskan dari ambil ancang ancang agenda 2024, karena elektabilitas beliau trennya cukup bagus dan potensial di klaster menteri," kata Pangi.
Pangi Syarwi Chaniago berpandangan, lewat kebijakan-kebijakan populis tersebut, Erick Thohir tengah berupaya memenangkan empati dan hati rakyat supaya rakyat senang dan simpatik kepada dirinya.
Pangi Syarwi Chaniago pun menilai Erick Thohir memiliki kemampuan untuk merebut simpati dan empati rakyat.
Akan tetapi, Erick Thohir punya pekerjaan rumah untuk memperoleh tiket pencalonan presiden dari partai politik.
Sebab, Erick Thohir tidak memiliki partai politik maupun bukan kader dan tokoh penting di partai.
Oleh karena itu, Erick Thohur dinilai perlu mendongkrak elektabilitasnya agar dapat dilirik oleh partai politik.
"Jadi dalam pilpres bisa saja Erick bisa memenangkan hati rakyat karena elektabilitasnya yang bagus, namun pada proses kandidasi ada tantangan yang cukup kuat," ujar Pangi Syarwi Chaniago.
Ditolak Petugas SPBU
Seruan atau permintaan dari Erick Thohir menuai penolakan dari petugas penjaga toilet SPBU.
Satu di antaranya diutarakan oleh Yaya, seorang penjaga toilet yang bertugas di SPBU Pertamina di kawasan Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan.
Yaya mengatakan, pendapatan dirinya itu dihasilkan dari masyarakat yang bayar setelah menggunakan fasilitas toilet tersebut.
"Jangan digratis-in, kalau digratisin mau bagaimana repot," kata Yaya.
Yaya mengaku, pendapatan dirinya itu tidak seberapa, sebab apa yang didapatkan dari hasil kerjanya menjaga dan membersihkan toilet nantinya akan disetorkan kepada pemilik SPBU.
Setelah uang tersebut disetor, baru nantinya Yaya akan mendapatkan upah dari sisa setorannya tersebut.
Sebagai informasi, SPBU tempat Yaya bertugas ini merupakan milik pihak swasta, kendati begitu dirinya tidak berkenan menyebutkan siapa nama pemiliknya.
"Kadang-kadang ngasih saja, dari dia mah enggak gaji tapi kalau ada lebihnya dari sini (setoran toilet) itu buat ngambil-ngambil gitu, baru dikasih. Enggak tentu, kalau ada kalau dapat disetor kalau ada lebihnya," ucapnya.
Tak hanya itu kata Yaya, jika sarana toilet pom bensin ini digratiskan, maka khawatirnya tidak akan ada pegawai yang menjaga dan merawat kebersihan.
Dirinya bahkan menyayangkan pernyataan Erick Thohir itu karena kata dia, dalam penerapannya banyak masyarakat yang tidak sadar akan kebersihan di lingkungan toilet.
Sedangkan toilet tersebut harus sesering mungkin dibersihkan, serta harus ada biaya operasional yang dikeluarkan.
"Makanya begitu tolong jangan digratisin begitu sama pak Menteri, kasihan gitu, yang jaga toilet kasihan," kata dia.
"Saya kan bersihin juga, kalau enggak ada yang jagain ya kotor bau, tarifnya ada yang bayar kadang dua ribu kadang seribu kadang ada yang lewat aja enggak bayar," tukasnya.
Taufik, salah seorang penjaga toilet SPBU yang beroperasi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan mengatakan, perlunya penjagaan toilet berbayar tersebut untuk menjamin kebersihan dan kenyamanan masyarakat saat buang air.
"Kalau menurut saya, toilet kalau enggak ada yang mengelola, rata-rata toilet SPBU itu kotor, kalau ada yang mengelola kan seenggaknya ada yang bersih-in," kata Taufik.
Tak hanya itu, Taufik juga mengeluhkan terkait dengan pendapatan dirinya selama bertugas sebagai penjaga toilet yang tidak menentu.
Terlebih kata Taufik, jika nantinya pemerintah meminta PT Pertamina untuk menggratiskan biaya penggunaan fasilitas toilet, dirinya mengaku akan lebih sulit mencari pendapatan.
"Keberatan lah kita kan, orang kerja kalau ini gratis otomatis kan kehilangan pekerjaan, untuk pendapatan, gak tentu, tergantung berapa pendapatannya," ucap Taufik.
Atas hal itu Taufik berharap pemerintah untuk tidak menerapkan kebijakan seperti apa yang diserukan oleh Erick Thohir, dalam kata lain, dia meminta pemerintah tidak perlu mengurusi hal tersebut.
"Kembali ke seperti biasa aja janga digratis-in, ga usah ngurusin hal-hal yang begini lah, kalau menurut saya rakyat kecil," kata dia.
Corporate Secretary Subholding Commercial And Trading PT Pertamina (Persero), Irto Ginting menjelaskan pihaknya bisa saja menggratiskan layanan toilet di SPBU, asalkan pengelola tetap memperhatikan kebersihan dan keamanannya.
Ia memastikan bahwa toilet merupakan bentuk layanan yang ada di SPBU Pertamina.
"Toilet merupakan salah satu bentuk layanan yang ada di SPBU. Kami sosialisasikan kembali ke para pemilik SPBU untuk meningkatkan layanan ke masyarakat, tidak hanya layanan BBM, namun juga termasuk memastikan ketersediaan toilet secara gratis dan memperhatikan kebersihan dan kenyamanannya," kata Irto.(tribun network/riz/sen/kps/wly)