Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wajo

Curhat Pengemudi Ojek Perahu di Danau Tempe: Dulu 30 Penumpang, Sekarang Hanya 10 Per Hari

Sebelum pandemi Covid-19, ada banyak sekali perahu-perahu yang dijadikan ojek perahu di aliran Sungai Walennae itu.

Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Saldy Irawan
tribun-timur/hardiansyah
Tukang ojek perahu di TPI 45 Tempe, Ruslan (50). 

Jumlah ikan tangkapan kian berkurang. Berbagai faktor penyebab, mulai dari degradasi lingkungan, invasi ikan predator, dan pendangkalan permukaan danau. 

Olehnya, untuk menutupi kebutuhan harian yang kian meningkat, nyambi jadi ojek perahu adalah pilihan.

Pada musim-musim tertentu sebelum pandemi, wisatawan cukup melonjak. Seperti, ketika momentum Festival Danau Tempe, acara Maccera' Tappareng, serta lomba perahu naga.

Hal itulah yang membuat Sellang lebih mengutamakan menjadi ojek perahu, dan sesekali tetap mencari ikan di Danau Tempe.

Namun, setelah pandemi melanda awal 2020 lalu, penumpang berkurang drastis. Untuk menutupi kebutuhan harian, nyambi jadi nelayan adalah satu-satunya pilihan.

"Kalau kurang penumpang, itu saya jadi nelayan. Ambil ikan di Danau," katanya.

Sellang, yang sehari-hari melintas di Sungai Walennae, dan sesekali mengantar wisatawan ke Danau Tempe tentu punya berbagai pengalaman.

Beberapa kali saat memuat wisatawan mancanegara, mesin perahunya mati.

"Ada (pengalaman), biasa itu mesin macet, mogok, kehujanan di perjalanan. Turisnya baik, tidak marah," katanya.

Bantuan selama pandemi

Selama pandemi, Ruslan, dan beberapa tukang ojek perahu di TPI 45 Tempe mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.

"Ada bantuan dari pemerintah, ada uang, beras, sama itu indomie," katanya.

Namun, Ruslan menyebutkan, bantuan berupa uang tunai sangatlah bermanfaat. Mengingat ada banyak kebutuhan yang perlu dipenuhi.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved