Tribun Takalar
Kapal Hias dan Tradisi Mandi-mandi Meriahkan Maudu Lompoa Cikoang Talalar
Puluhan Kapal Hias meriahkan Maudu Lompoa atau Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Cikoang, Kecamatan Mangara'bombang, Kabupaten Takalar
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Sudirman
Sejumlah keluarga Kerajaan dan lembaga adat Laikang turut hadir dalam Maudo Lompoa ini.
Ketua Lembaga Adat Kerajaan Laikang, Muhammad Yunus Aidid Karaeng Sibali mengatakan perayaan Maudo Lompoa dimeriahkan dengan tradisi mandi-mandi di laut
Tradisi mandi-mandi ini menurutnya, sebagai wujud kebahagiaan dan kegembiraan masyarakat dalam kecintaannya kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Sedangkan kapal yang telah dihias disiapkan masyarakat mengandung arti dan makna.
Karaeng Sibali mencontohkan makna beras yakni menandakan kekuatan manusia, dan ayam itu merupakan nyawa.
Selain itu, beras empat liter yang disiapkan tersebut artinya karena kebutuhan manusia berasal dari 4 macam sumber pokok.
Diantaranya, api,air nyawa dan angin.
"Layar menggambarkan ketika di padang mahsyar kita akan bernaung di bawah bendera La ilaha illallah Muhammadarrosulullah," ujarnya saat ditemui di lokasi.
Kemudian, dijelaskan bentuk julung-julung diperumpamakan bahwa manusia berlayar dalam satu tujuan yakni akhirat
"Pada mulanya ketika beras itu dimasukkan di bakul sama ayam satu ekor itu dibacakan al fatiha dan salawat kepada nabi Muhammad dan memohon rahmat dan berkah kepada Allah SWT," jelasnya.
Menurut dia, antusias masyarakat datang ke Cikoang karena suatu berkah Maulid.
Terkait membeludaknya pengunjung, dia mengakui itu karena antusias masyarakat.
Meski demikian, pihaknya telah mengimbau agar tetap mematuhi protokol kesehatan seperti pakai masker dan jaga jarak.
Dia berharap di hari penuh berkah ini agar pandemik segera berlalu.
Laporan Wartawan Kontributor TribunTakalar.com, Sayyid Zulfadli